Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macron Tuduh Rusia dan Turki Kampanyekan Sentimen Anti-Perancis di Afrika

Kompas.com - 21/11/2020, 07:45 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

Macron kemudian menuduh Alpha Conde mengorganisir referendum tentang perubahan konstitusi "semata-mata untuk mempertahankan kekuasaan".

Menurutnya, negara itu sedang berada dalam situasi "serius" setelah kerusuhan pasca pemilihan.

Baca juga: Teror di Perancis, Macron Perkuat Kendali di Perbatasan

"Karena alasan inilah saya masih belum mengirimkan surat ucapan selamat kepadanya," kata Macron.

Human Rights Watch (HRW) pada pekan ini menuduh pihak berwenang Guinea menggunakan kekuatan "berlebihan" dalam memadamkan demonstrasi setelah pemilu 18 Oktober, yang disebut sebagai "penumpasan brutal terhadap pengunjuk rasa."

Pemerintah Guinea pada Jumat menuduh HRW dan LSM lainnya menggunakan praktik "tendensius".

Macron menambahkan dia berharap untuk mengunjungi Rwanda pada 2021, meskipun ketegangan terus berlanjut dengan negara itu dan Presiden Paul Kagame atas genosida pada 1994.

Baca juga: Macron: Perancis Lawan Ekstremisme Islam, Bukan Agama Itu Sendiri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com