Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bill Clinton: Xi Jinping "Presiden Seumur Hidup" Pengaruhi Hubungan AS-China Memburuk

Kompas.com - 21/11/2020, 05:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan presiden Amerika Serikat (AS) ke-42, Bill Clinton mengatakan bahwa status Xi Jinping sebagai "presiden seumur hidup" China telah mengubah dinamika hubungan antara dua negara ekonomi terbesar dunia itu.

Ketegangan hubungan antara AS dengan China yang masih tinggi menjelang peralihan pemerintahan ke presiden terpilih, Joe Biden, menurut Clinton bukan sepenuhnya kesalahan presiden sebelumnya, Donald Trump.

China dengan pemimpin "seumur hidup", Xi Jinping, dikatakanya telah mengubah banyak hal, di antaranya hubungan diplomatik kedua negara.

“Sistem China lama, yang sama sekali bukan demokrasi, masih menjamin cukup banyak perdebatan, permainan, dan keterbukaan karena ada rotasi kepemimpinan yang teratur," ujar Clinton seperti yang dilansir dari The Independent pada Jumat (20/11/2020).

Baca juga: Dua Perusahaan Di-blakclist AS karena Ekspor Tenaga Kerja Paksa Korut ke Rusia

"Sekarang, tampaknya seseorang yang bertanggung jawab atas China yang berniat untuk menjabat di sana seumur hidup (Xi Jinping), pada dasarnya, itu mengubah banyak hal," kata Clinton.

Namun pada saat yang sama, AS "tidak boleh menerima atau berasumsi bahwa semuanya akan buruk" tanpa berusaha untuk "membuatnya lebih baik", kata Clinton dalam percakapan dengan mantan perdana menteri Inggris Tony Blair di Bloomberg New Economy Forum.

Clinton menyarankan AS dapat memperkuat posisinya dalam berurusan dengan China dengan membawa mitra Asia dan Eropa.

Hubungan diplomatik AS dengan sekutu tradisional Eropa baratnya, menurutnya saat ini juga sedang kendor dalam 4 tahun terakhir.

Baca juga: Erdogan Janjikan Reformasi Ekonomi, Demokrasi, dan Peradilan untuk Hubungan Turki-AS Lebih Baik

Xi memimpin Partai Komunis dalam menghapus batasan masa jabatan untuk presiden China pada Februari 2018, yang berarti dia tidak akan tersisih pada 2023, atau bahkan sama sekali tidak tergantikan selama hidupnya.

Dia baru-baru ini berbicara tentang menggandakan ukuran ekonomi China pada 2035, mengisyaratkan masa kekuasaannya yang panjang.

Clinton mencatat bahwa ada "ketidaksepakatan yang jelas" antara Washington dan Beijing atas banyak masalah, seperti pergolakan sistem hukum di Hong Kong atau perlakuan terhadap Muslim di China barat.

Namun, menekankan pada pentingnya bekerja sama dalam masalah global seperti iklim perubahan dan pandemi Covid-19.

Baca juga: Jenderal AS: Irak Masih Ingin Pasukan Kami Ada di Sana

Selama masa jabatan Donald Trump, hubungan AS-China telah menurun.

Di bawah kepemimpinan Trump, banyak pejabat tinggi Amerika telah menjadikan China sebagai musuh dalam pernyataan publik mereka, baik dalam masalah perdagangan, penanganan Covid-19, keamanan di Laut China Selatan, atau hubungan dengan tetangga China di Asia, seperti India.

Berbicara tentang prioritas Joe Biden setelah dia mengambil alih kekuasaan, Clinton menyarankan dia untuk melihat penguatan peran AS dalam organisasi internasional, seperti Organisasi Kesehatan Dunia dan aliansi militer seperti NATO.

Pada dasarnya Clinton menekankan untuk membangun kembali pengaruh Amerika yang telah terkikis di bawah kepemimpinan Trump.

Baca juga: Penulis Biografi Trump Sebut Presiden AS Itu Bermasalah secara Psikis dan Emosional

Trump juga telah menarik AS dari Perjanjian Iklim Paris menjelang pemilihan presiden, yang oleh presiden terpilih berjanji akan mengembalikan AS pada perjanjian itu setelah dia dilantik.

Clinton mengatakan pemerintahan baru perlu diberi kesempatan untuk mencapai "kemitraan strategis" yang akan "memungkinkan kita untuk melakukan hal-hal baik bersama-sama dan mencoba meminimalkan hal-hal buruk yang menurut kita akan terjadi, jika kita pergi begitu saja."

Blair setuju dan mengatakan "tantangan besar dengan China" adalah memiliki "kerangka kerja strategis untuk menangani China, daripada serangkaian reaksi ad hoc terhadap apa pun yang mungkin dilakukan China."

Baca juga: Presiden AS Terpilih Joe Biden Sudah Kantongi Nama Calon Kandidat Menteri Keuangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com