BANGKOK, KOMPAS.com – Aksi unjuk rasa di Thailand yang berlangsung damai selama berbulan-bulan akhirnya berujuk bentrok pada Selasa (17/11/2020).
Massa aksi dilaporkan bentrok dengan polisi dan para loyalis kerajaan di Bangkok sebagaimana dilansir dari Reuters.
Bentrokan tersebut ditandai sebagai bentrokan terparah sejak aksi unjuk rasa anti-pemerintah bermula pada Juli.
Akibat bentrokan tersebut, 55 orang dilaporkan terluka dengan beberapa korban mengalami luka tembakan.
Baca juga: Raja Thailand dan Permaisurinya Resmikan Stasiun Bawah Tanah Saat Didemo Rakyat
Polisi menembakkan water cannon alias meriam air dan gas air mata ke arah pengunjuk rasa yang memotong barikade kawat berduri dan menghilangkan penghalang beton di luar parlemen Thailand.
Polisi menyangkal bahwa mereka telah melepaskan tembakan dengan peluru tajam atau peluru karet. Mereka sedang menyelidiki siapa yang mungkin menggunakan senjata api.
Ribuan demonstran berkumpul di parlemen Thailand pada Selasa untuk menekan anggota parlemen supaya membahas perubahan konstitusi.
Para pengunjuk rasa juga menginginkan pencopotan Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-o-cha dan menyerukan reformasi monarki.
Baca juga: Turis Beri Review Jelek Dipenjara 2 Hari, Hotel Thailand Diperingatkan TripAdvisor
Pusat Medis Erawan Bangkok mengatakan sedikitnya 55 orang terluka akibat bentrokan tersebut.
Dari jumlah tersebut, setidaknya 32 orang cedera akibat terkena gas air mata dan enam orang mengalami luka tembak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.