Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Armenia jadi Target Pembunuhan oleh Para Mantan Pejabat Dalam Negeri

Kompas.com - 15/11/2020, 14:13 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

YEREVAN, KOMPAS.com - Badan Keamanan Nasional (NSS) pada Sabtu (14/11/2020) mengatakan bahwa pihaknya tengah mencegah adanya upaya pembunuhan terhadap Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan untuk merebut kekuasaannya, oleh para mantan pejabat dalam negeri.

Pashinyan berada di bawah tekanan dengan ribuan demonstran yang memprotes sejak Selasa (10/11/2020).

Mereka menuntut Pashinyan mengundurkan diri karena perjanjian gencatan senjata atas perang Armenia dan Azerbaijan, tapi hasil perjanjian lebih menguntungkan pihak lawan.

Baca juga: 2.317 Tentara Armenia Tewas dalam Perang Lawan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh

Kemajuan teritorial Azerbaijan di Nagorno-Karabakh setelah enam pekan pertempuran, menjadi terselamatkan.

Melansir Reuters pada Minggu (15/11/2020), NSS mengatakan mantan kepala NSS Artur Vanetsyan, mantan ketua fraksi parlemen Partai Republik Vahram Baghdasaryan dan sukarelawan perang Ashot Minasyan, menjadi tersangka dan saat ini ditahan.

Baca juga: Tak Terima Damai dengan Azerbaijan, Etnik Armenia di Nagorno-Karabakh Bakar Rumah Mereka

"Para tersangka berencana untuk secara ilegal merebut kekuasaan dengan membunuh perdana menteri dan sudah ada kandidat potensial yang sedang dibahas untuk menggantikannya," kata NSS dalam sebuah pernyataan.

Pashinyan mengatakan awal pekan ini bahwa dia tidak punya pilihan selain menandatangani perjanjian untuk mencegah kerugian teritorial lebih lanjut.

Baca juga: Perancis, AS, dan Turki Bersama Rusia Akan Kawal Implementasi Perjanjian Gencatan Senjata Armenia-Azerbaijan

Dia mengatakan dirinya mengambil tanggung jawab pribadi atas kemunduran hasil perang, tetapi menolak seruan untuk mundur.

Gencatan senjata menghentikan aksi militer di dan sekitar Nagorno-Karabakh, daerah kantong yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi dihuni oleh etnis Armenia.

Baca juga: Jaga Nagorno-Karabakh, 400 Tentara Penjaga Perdamaian Rusia Tiba di Armenia

Berdasarkan perjanjian tersebut, 2.000 pasukan penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke wilayah tersebut untuk mengamankan tercapainya kesepakatan gencatan senajata di lapangan.

Sejak awal 1990-an, etnis Armenia telah memegang kendali militer atas seluruh Nagorno-Karabakh dan sebagian besar wilayah Azeri di sekitarnya.

Mereka sekarang telah kehilangan sebagian besar daerah kantong itu sendiri serta wilayah sekitarnya.

Baca juga: Pemerintahnya Gencatan Senjata dengan Azerbaijan, Rakyat Armenia Marah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com