KOMPAS.com - "Anda harus memaafkan saya jika perhatian saya tampak sedikit teralihkan," kata Duta Besar Arab Saudi untuk Inggris saat pandangannya beralih ke ponselnya.
"Saya sedang mengawasi hasil yang datang dari Wisconsin," sambungnya lagi.
Hal itu ia ucapkan delapan hari yang lalu, ketika masyarakat dunia belum tahu siapa yang akan memasuki Gedung Putih pada Januari mendatang.
Ketika Joe Biden dinyatakan sebagai pemenang Pilpres AS 2020, pemerintah Arab Saudi di Riyadh membutuhkan waktu lebih lama untuk merespons dibandingkan saat Donald Trump terpilih pada pemilihan sebelumnya.
Ini tidak mengherankan. Pasalnya mereka baru saja kehilangan seorang teman.
Kemenangan Biden sekarang bisa berdampak luas bagi Arab Saudi dan negara-negara Teluk Arab lainnya.
Kemitraan strategis AS dengan kawasan itu dimulai pada 1945 dan kemungkinan bertahan, tetapi perubahan akan datang dan tidak semua perubahan tersebut diterima di wilayah itu.
Baca juga: Trump Akan Deklarasi Maju Pilpres 2024 Usai Sertifikasi Kemenangan Biden
Presiden Trump merupakan sekutu besar dan pendukung keluarga Saud yang berkuasa di Arab Saudi.
Dia memilih Riyadh sebagai tujuan kunjungan luar negeri pertamanya saat menjabat sebagai presiden pada 2017.
Menantu laki-laki Trump, Jared Kushner, menjalin hubungan kerja yang erat dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman ( MBS).
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan