Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suriah Rayakan Setengah Abad Kekuasaan Dinasti Assad

Kompas.com - 13/11/2020, 19:01 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - 50 tahun silam Hafez Assad mengkudeta kekuasaan di Suriah demi impian persatuan Arab.

Ironisnya, perpecahannya dengan dunia Arab pula yang kelak menyelamatkan kekuasaan sang anak hampir empat dekade kemudian.

Pada Jumat, 13 November 1970, seorang perwira muda angkatan udara Suriah melancarkan kudeta tidak berdarah di Damaskus, dan merebut kekuasaan dari Presiden Nazim Al Qudsi dalam tempo singkat.

Pemberontakan Hafez Assad merupakan kudeta militer pertama sejak kemerdekaan dari Perancis pada 1946, dan saat itu diyakini akan disusul oleh kudeta-kudeta lain.

Namun separuh abad kemudian, dinasti Assad masih berkuasa di Suriah.

Saat ini negeri itu luluh lantak oleh perang suadara selama satu dekade yang menewaskan setengah juta manusia, memaksa separuh populasi mengungsi dan menghancurkan ekonomi.

Akan tetapi, meski wilayah yang dikuasai pemerintah menyusut, kekuasaan Bashar Assad, putra kedua Hafez, justru semakin menguat.

Serupa seperti keluarga Castro di Kuba atau dinasti Kim di Korea Utara, klan Assad mencengkeram Suriah layaknya sebuah monarki absolut.

Masa jabatan Bashar yang separuhnya dihabiskan memerangi pemberontakan, berbeda dengan sang ayah dalam beberapa hal; dia bergantung kepada sekutu luar seperti Iran dan Rusia ketimbang menggelorakan nasionalisme Arab.

Bashar juga membangun kleptokrasi kroni ketimbang menanamkan sosialisme seperti Hafez. Meski demikian, keduanya menggunakan cara yang sama, yakni kebijakan represif, tanpa kompromi dan berdarah.

“Tidak diragukan bahwa 50 tahun kekuasaan keluarga Assad yang kejam dan tanpa ampun, membuat Suriah menjadi negeri yang hancur, gagal dan hampir dilupakan,” kata Neil Quilliam, peneliti Afrika Utara dan Timur Tengah di Chatham House.

Baca juga: Suriah Digempur Serangan Udara Rusia, 78 Pemberontak Tewas

“Kejam tapi cemerlang”

Setelah kudeta 1970, Hafez Assad mengkonsolidasikan kekuasaannya dengan menempatkan anggota sekte Syiah Alawi di posisi kunci pemerintahan.

Kekuasaannya bersifat absolut. Mukhabarat atau polisi rahasia yang berkeliaran dengan menenteng pistol sembari mengendarai sedan Peugot berwarna putih pucat memastikan warga mematuhi ketertiban dan meredam setiap jentik pemberontakan.

Hafez menjadikan Suriah sebagai salah satu kekuatan regional di Timur Tengah. Dia dihormati lantaran bersikeras menolak damai di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, dan membuat Amerika Serikat frustasi oleh kelihaiannya menegosiasikan tambahan wilayah teritorial sebagai ganti rugi atas gencatan senjata.

Dalam perang Irak-Iran pada 1981, dia membelot dengan memihak Teheran, ketika dunia Arab bersatu mendukung Saddam Hussein.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com