MANAMA, KOMPAS.com - Pangeran Khalif bin Salman Al Khalifa, perdana manteri terlama di dunia yang menjabat sejak kemerdekaan negara Bahrain tahun 1971, wafat pada Rabu (11/11/2020) di usia 84 tahun.
Melansir AFP, Pangeran Khalifa adalah sosok kontroversial yang telah menjabat sebagai perdana menteri di Bahrain, sosok Sunni yang memerintah negara dengan populasi muslim Syiah mayoritas.
Pangeran Khalifa wafat di Mayo Clinic Hospital di Amerika Serikat (AS) menurut keterangan kantor berita resmi Bahrain.
Baca juga: Bahrain-Israel Damai: Mesir Gembira, Turki dan Iran Murka
Upacara pemakaman akan dilakukan setelah jasad mendiang Pangeran Khalifa dipulangkan ke negaranya dan karena adanya aturan batasan di tengah wabah virus corona, hanya keluarga terdekat saja yang boleh mengikuti proses pemakaman.
Bahrain akan mengadakan masa berkabung selama satu pekan di mana bendera negara akan dikibarkan setengah tiang. Kementerian dan Departemen Pemerintah juga akan tutup selama 3 hari.
Khalifa bin Salman Al Khalifa telah memegang posisi penting dalam urusan politik dan ekonomi Bahrain selama lebih dari 3 dekade.
Baca juga: Bahrain dan Israel Tanda Tangani Kerja Sama Bilateral di Manama
Pangeran Khalifa lahir pada 24 November 1935. Bersama kakak laki-lakinya, Pangeran Issa, mereka mulai menghadiri perhelatan istana ayah mereka pada usia 7 tahun.
Pada tahun 1970, Khalifa bin Salman diangkat sebagai kepala dewan negara, cabang eksekutif pemerintahan yang menjadi dewan menteri setelah merdeka dari Inggris.
Dia juga melakukan negosiasi yang alot dengan Shah Iran Mohammad Reza Pahlevi sebelum kemerdekaan atas klaim Syiah Iran atas negara kepulauan itu.
Sebuah referendum untuk menentukan masa depan Bahrain menghasilkan suara yang luar biasa untuk mendukung kemerdekaan di bawah pemerintahan dinasti Sunni Al Khalifa, meskipun jumlah penduduk Syiahnya cukup besar.
Setelah kemerdekaan, pemerintahan Khalifa menghadapi protes keras dari kelompok politik kiri, yang menuntut legalisasi serikat buruh dan mengakibatkan penangkapan besar-besaran.
Baca juga: Tandatangani Kesepakatan Damai, Menlu Bahrain dan UEA Tiba di Gedung Putih
Pangeran Khalifa berjuang selama bertahun-tahun untuk membangun Bahrain sebagai pusat keuangan regional. Tidak seperti negara Teluk lainnya, kerajaan Bahrain hanya memiliki sumber daya minyak yang sedikit.
Bekerja sama dengan saudaranya, mendiang Emir Syekh Issa bin Salman Al Khalifa, mereka menyukai hubungan yang kuat dengan Washington.
Hubungan antar dua negara sejak itu terus tumbuh, dengan Bahrain sekarang menjadi tuan rumah Armada Kelima Angkatan Laut AS sebagai salah satu sekutu paling tepercaya Washington di wilayah tersebut.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan