Namun seperti Peskov dan Celik, Wang menahan diri untuk tak ikut memberikan selamat. "Kami tahu hasil presiden ini bakal ditentukan berdasarkan hukum dan prosedur di AS," kata dia.
Seiring dengan kemenangan mantan wakil presiden era Barack Obama itu, sumber di Beijing berujar mereka berharap bisa membuka lembaran baru.
Wakil Menteri Luar Negeri Le Yucheng menyatakan, penguasa Gedung Putih selanjutnya harus "seirama" dengan mereka dalam mencapai titik temu atas sejumlah isu.
Oleh media setempat, pernyataan itu dianggap sebagai upaya pemerintahan Xi Jinping bebas dari perang dagang semasa Trump menjabat.
Namun, tidak kalah banyak yang takut jika Biden malah tidak kalah keras dalam mengambil sikap terhadap China.
Baca juga: Joe Biden Gencar Kampanyekan EBT, Bagaimana Nasib Ekspor Energi Fosil Indonesia?
Pemerintahan Jansa jelas akan mengalami suasana canggung luar biasa ketika bertransisi dari pemerintahan Trump ke Biden.
Sebabnya, secara prematur Jansa memberikan selamat kepada presiden ke-45 itu bahwa dia terpilih lagi. Tapi sejak saat itu seakan bungkam.
"Sangat jelas bahwa rakyat AS memilih @realDonaldTrump dan @Mike_Pence untuk empat tahun lagi. Lebih banyak penundaan dari media besar takkan menghalangi kemenagannya," kicaunya.
Dia sudah menunjukkan tidak akan mengikuti pemimpin Eropa lainnya memberi selamat ke Biden, dan terus meragukan kemenangannya.
Baca juga: Joe Biden Kunjungi Makam Putranya Sehari setelah Menang Pilpres AS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.