Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Segera Tunjuk Para Ahli Terkemuka untuk Atasi Krisis Pandemi Covid-19

Kompas.com - 08/11/2020, 15:46 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

Berdasarkan peraturan baru di Yunani, orang hanya dapat meninggalkan rumah jika mereka membuat permintaan telepon seluler dan mendapatkan otorisasi.

Toko-toko penting tetap buka, termasuk supermarket dan apotek.

Penata rambut juga diizinkan untuk tetap buka, tetapi hanya untuk dua hari lagi, dan para penata rambut sudah mendapatkan pesanan.

"Saya ingin rambut saya ditata, sehingga apa yang saya lihat di cermin setiap pagi selama lockdown tidak akan membuat saya sedih," kata Petrina, menjelang janji temu pada Minggu.

Langkah-langkah tersebut mengikuti pemberlakuan pembatasan ketat di Italia, Perancis, Irlandia, dan Inggris, sementara Jerman dan negara-negara lain juga telah memberlakukan langkah-langkah baru.

Baca juga: Kepala Staf Trump Positif Virus Corona

Inggris pada Sabtu (7/11/2020), melarang masuk semua orang asing non-residen yang datang dari Denmark setelah versi mutasi dari virus corona yang terkait dengan peternakan cerpelai ditemukan pada manusia.

Jerman melaporkan rekor harian pada Sabtu, yaitu 23.399 kasus baru dan 130 kematian.

Namun, para demonstran, beberapa di antaranya mengenakan masker, memprotes pembatasan baru di kota Leipzig, Jerman timur.

Terdapat sekitar 20.000 demonstran ketika polisi berusaha untuk membubarkan mereka.

"Saya hanya melihat kerusakan tambahan yang diakibatkan tindakan ini, isolasi orang, kebangkrutan yang mengancam mereka," kata pengunjuk rasa Robert Koehn (39 tahun) kepada AFP.

Baca juga: Pembunuh 3 Orang di Gereja Perancis Positif Virus Corona

Pengunjuk rasa yang lain, Anne (65 tahun), mengatakan bahwa, "bagi saya tidak ada virus, mereka menyebut krisis virus corona sebagai motif, tetapi ada hal lain di balik ini".

Demonstran dan polisi juga bentrok di beberapa bagian Italia dan Republik Ceko dalam beberapa pekan terakhir.

Di Filipina, orang-orang berusaha untuk masuk ke dalam semangat pesta Natal, meskipun pertemuan publik dilarang dan jam malam diberlakukan.

Mayoritas penduduk Filipina adalah beragama Katolik, rumah bagi perayaan Natal terpanjang di dunia yang dimulai pada September.

"Dengan atau tanpa Covid-19, kami harus merayakan Natal apa pun yang diperlukan, ini adalah tradisi Filipina," kata Cecilia Moore, mengenakan masker saat dia membayar 52 dollar AS (Rp 744.758) untuk lampu pesta sebagai dekorasi rumahnya.

Baca juga: 3 Terdakwa Aksi Teror 2015 Positif Corona, Sidang Charlie Hebdo Ditunda

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com