WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Joe Biden dari Partai Demokrat diumumkan menjadi pemenang dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS), Sabtu (7/11/2020) mengalahkan Presiden Donald Trump dari Partai Republik.
Dalam pernyataan pertamanya sebagai presiden terpilih, Biden (77) bersumpah untuk menjadi presiden bagi seluruh warga Amerika, "Baik Anda memilih saya atau tidak," ujarnya dikutip AFP.
Warga turun ke jalan di kota-kota besar di seluruh AS untuk merayakan kekalahan Trump, sementara sekutu utama AS di Eropa seperti Jerman yang punya hubungan 'bergejolak' dengan Partai Republik bergegas memberi ucapan selamat kepada Biden.
Baca juga: Hasil Pemilu AS: Joe Biden Melenggang ke Gedung Putih, Pecahkan 4 Rekor
Trump yang telah menjadi presiden dengan satu kali masa jabatan menolak menyerah setelah jaringan televisi utama AS mengumumkan bahwa Biden memenangkan 'pertarungan'.
Biden sendiri bergegas 'untuk berpura-pura tidak sebagai pemenang', ujar Trump dalam sebuah pernyataan ketika sampai di lapangan golf miliknya di Virginia. Perjalanan pertamanya di luar Gedung Putih sejak Hari Pemilihan.
Sejauh ini tidak ada bukti bagi klaim penipuan yang dilontarkan Trump.
Baca juga: Sebelum Dikalahkan Joe Biden, Trump Pergi Main Golf
Sementara kota-kota besar di AS merayakan kemenangan Biden, di bagian lainnya para pendukung Trump bereaksi dengan tidak percaya dan menyangkal.
Banyak yang mengulangi klaim presiden Trump yang tidak ada bukti dasar soal pencurian suara.
Di Departemen Pemilihan Maricopa County di Phoenix, Arizona, Sharron Morris seorang pelatih pemulihan trauma dan kehidupan yang berusia 51 tahun berkata, "Saya ingin suara saya didengar. Memenangi pemilu dengan penipuan adalah salah."
"Memenangkan pemilu dengan damai dan jujur adalah cara Amerika dan saya percaya itu, tapi bukan itu yang terjadi di sini."
Baca juga: Menang Pemilu AS, Ini Kata-kata Pertama dari Joe Biden
Di lingkungan Little Havana Miami, beberapa orang mengatakan mereka masih yakin bahwa Mahkamah Agung AS akan membatalkan hasil tersebut.
Maria Teresa Chao, seorang warga Amerika-Kuba berusia 86 tahun, mengatakan pemilihan itu terasa seperti pertandingan bisbol panjang yang belum memasuki babak final.
"Mahkamah Agunglah yang harus memutuskan dan akan melakukan home run itu. Bukti (penipuan) Biden sangat banyak," klaimnya.
Baca juga: Pemilu Amerika: Pemimpin Dunia Berikan Selamat kepada Biden dan Kamala Harris
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.