Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilpres AS: Nasehat Trump Soal "Pemenang dan Pecundang" di Masa Lalu Tamparan untuknya

Kompas.com - 07/11/2020, 17:05 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Donald Trump terkenal fasih melontarkan kata-kata pedas di Twitter dan hal itu sudah suka ditulisnya sebelum dia menjabat di Gedung Putih.

Kini ada tweet lama politisi 74 tahun itu yang diingat kembali oleh para netizen, secara khusus karena mendengar keluhannya terhadap hasil penghitungan suara pemilihan presiden AS 2020.

"Selalu ada tweet" yang menjadi pengingat di media sosial tentang pernyataan para pejabat negara di masa lalu yang kontras dengan kondisinya saat ini. Tidak terkecuali Trump.

Misalnya seperti yang dilansir dari The Independent pada Sabtu (7/11/2020), saat Trump mengkritik pendahulunya, Barack Obama dalam menangani krisis Ebola pada 2014.

Baca juga: Serba-serbi Pilpres AS: Facebook Blokir Grup yang Menyerukan Angkat Senjata untuk Dukung Trump

Saat ini, ia terlihat sangat munafik karena kegagalannya sendiri dalam menangani pandemi virus corona, yang sejauh ini telah mencatat ada 9,7 juta kasus orang Amerika terinfeksi, termasuk dirinya sendiri, dan ada 235.000 jumlah kematian.

Kemudian, reaksinya baru-baru ini terhadap hasil penghitungan suara pemilihan, menjadi salah satu contoh yang dianggap memukul sikap kepemimpinannya secara telak.

“Apa yang membedakan pemenang dari yang kalah adalah bagaimana seseorang bereaksi terhadap setiap putaran takdir yang baru,” ucapnya dalam Twitter pada 30 Desember 2014.

Baca juga: Pilpres Amerika: Biden Hampir Pasti Menang, Ini Janjinya di 100 Hari Pertama

Trump mengatakan itu saat masish menjadi seorang pembawa acara reality show NBC, The Apprentice.

Mungkin bisa saja pernyataan yang tampaknya tidak berbahaya itu diambil dari sebuah buku pepatah terkenal, tapi pernyataan itu menunjukkan perilakunya sejak Selasa malam dengan kontras.

“Ini adalah penipuan terhadap publik Amerika, ini memalukan bagi negara kita. Kami bersiap-siap untuk memenangkan pemilu ini, terus terang, kami memang memenangkan pemilu ini," kata Trump pada Rabu pagi (4/11/2020).

Baca juga: Pilpres AS: Jelang Penentuan Presiden dan Rangkuman Kisahnya

Ia menyatakan itu di Ruang Timur Gedung Putih, karena pemungutan suara yang masih ditabulasi tak kunjung menunjukkan keunggulannya dari Joe Biden.

Tetapi semua klaim kemenangan dan tuntutannya tidak terdapat bukti apa pun yang bisa ditunjukkannya.

Sejak Rabu, politisi Republik itu melontarkan berbagai kecaman di Twitter, yang banyak dari unggahannya harus disensor oleh otoritas perusahaan media sosial tersebut.

Baca juga: Pilpres AS: Trump Butuh Waktu untuk Terima Kekalahan

Pihak Twitter mempertimbangkan penyensoran itu karena pernyataannya dianggap mengandung informasi yang menyesatkan.

Trump menuntut penghitungan ulang di negara bagian yang menjadi medan pertempuran kedua kubu, seperti Wisconsin.

Kemudian, dia mengirim pengacara pribadinya, Rudy Giuliani ke Pennsylvania untuk memprotes penghitungan yang sedang berlangsung dengan alasan adanya pemalsuan.

Baca juga: Update Pilpres AS: Biden Berkoar Menang meski Hitung Suara Belum Selesai

Pada Kamis malam (5/11/2020), dia memberikan konferensi pers selama 17 menit, tapi tidak menjawab pertanyaan dan hanya mengeluh.

"Jika Anda menghitung suara sah, saya dengan mudah menang," ucapnya.

“Apakah kamu menjadi pecundang yang sakit?” tanya koresponden CNN ketika presiden meninggalkan ruang rapat, pertanyaannya diabaikan oleh Trump yang berlalu pergi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Seluruh Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Seluruh Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com