Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Hentikan Penghitungan Suara Pilpres, Trump Disebut "Anak Nakal yang Pemarah"

Kompas.com - 06/11/2020, 19:31 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WARSAWA, KOMPAS.com - Mantan Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk menyebut Donald Trump sebagai "anak nakal yang pemarah" yang menggunakan kebohongan dan konflik untuk tetap berkuasa.

Tusk, mantan perdana menteri Polandia yang sekarang mengepalai kelompok utama kanan-tengah di Parlemen Eropa, menyamakan sikap Trump dengan Jaroslaw Kaczynski.

Melansir Reuters pada Jumat (6/11/2020), Tusk menyebut Kaczynski dan Trump menggunakan strategi serupa untuk memecah belah masyarakat dan menggunakan propaganda untuk mempertahankan kekuasaan mereka.

Dikenal karena bebas berkomentar, Tusk mengatakan upaya Trump untuk menghentikan penghitungan suara setelah pemilihan presiden AS pada Selasa (3/11/2020), adalah pukulan bagi demokrasi negaranya.

Baca juga: Pilpres AS: Begini Reaksi Musuh dan Sekutu

"Jika kita melihat perilaku Trump, terutama dalam beberapa jam terakhir...atau di Jaroslaw Kaczynski, maka ciri umum mereka adalah bahwa mereka berperilaku seperti anak nakal yang paling pemarah di daerah tanjung berpasir," kata Tusk kepada penyiar televisi swasta TVN24.

"Konflik, agresi yang tidak dapat dibenarkan, adalah elemen mereka,” lanjutnya.

Trump telah secara salah mengklaim bahwa pilpres AS sedang "dicuri" darinya, karena penantangnya dari Partai Demokrat, Joe Biden, mendapatkan lebih banyak dukungan di negara bagian Georgia dan Pennsylvania pada Jumat.

Baca juga: Pilpres AS: Benarkah Trump Dicurangi? Berikut Fakta-faktanya...

Dia telah berusaha untuk menggambarkan penghitungan surat suara yang lambat, sebagai penipuan.

Seperti Trump, Kaczynski, pemimpin Partai Hukum dan Keadilan (PiS) nasionalis Polandia, dituduh oleh para pengkritiknya telah memicu ketegangan sosial.

Kaczynski mengatakan selama protes jalanan besar-besaran baru-baru ini bahwa keputusan pengadilan tinggi yang hampir sama dengan larangan aborsi tidak dapat dibatalkan dan menuntut agar orang Polandia membela gereja.

Baca juga: Hasil Pilpres AS 2020: Biden Tinggal Tunggu Nevada dan Bersabar, Trump Masih Harus Banyak Cemas

Ditanya apa yang akan dia katakan kepada Kaczynski, Tusk berkata, "Jika saya bukan lawan yang gigih dari hukuman fisik, saya pikir seseorang harus benar-benar memukulnya, karena dia terkadang berperilaku seperti anak nakal yang mengerikan dan tak tertahankan."

Seorang juru bicara partai Hukum dan Keadilan (PiS) yang berkuasa, yang dipimpin oleh Kaczynski, tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Selama hampir 4 tahun masa kepresidenannya, Trump telah menimbulkan emosi yang kuat di antara pendukung dan penentang.

Baca juga: Beberapa Jaringan TV Hentikan Siaran Langsung Pidato Trump karena Berisi Disinformasi Pilpres

Tusk juga mengatakan bahwa seruan Trump untuk menghentikaan penghitungan suara adalah "pukulan brutal terhadap esensi demokrasi Amerika".

Dia menambahkan bahwa jika Biden menang, hubungan antara Amerika Serikat dan Uni Eropa akan membaik.

“Donald Trump, dan saya menyaksikannya, telah mengkritik Uni Eropa, membandingkannya dengan China. Dia tidak menyembunyikan antipati yang dalam terhadap Eropa bersatu," ujarnya.

"Joe Biden adalah kebalikan dari Trump dalam hal ini, dia sangat terikat pada ikatan tradisional Eropa-Amerika,” imbuhnya.

Baca juga: Trump Ngamuk-ngamuk di Twitter karena Pilpres AS, Greta Thunberg: Tenang Donald, Tenang!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com