WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Selama berminggu-minggu menjelang pemilu, Donald Trump telah mengatakan bahwa jika selisih perolehan suara dalam pemilihan presiden tipis, ia akan menuduh lawannya dari Partai Demokrat melakukan kecurangan pemilu dan berusaha mencuri kemenangan darinya.
Pada Rabu (04/11/2020) dini hari, dia melakukan itu: kendati jutaan surat suara yang sah belum selesai dihitung, ia mengumumkan kemenangannya sebelum waktunya.
"Kami sudah bersiap-siap untuk memenangkan pemilihan ini. Terus terang, kami sudah memenangkan pemilihan ini," kata Trump dalam pidato di Gedung Putih.
Baca juga: Hasil Pilpres AS: Perolehan Suara Trump dan Joe Biden Sangat Ketat dan Sengit
Tanpa memberikan bukti apapun, ia melanjutkan dengan klaim bahwa telah terjadi "kecurangan" pemilu.
"Ini penipuan besar-besaran di negara kita. Kita ingin hukum digunakan secara tepat. Jadi, kita akan pergi ke Mahkamah Agung AS. Kita ingin semua pemungutan suara dihentikan."
Para pendukung Demokrat dan bahkan beberapa pendukung sang presiden segera merespons.
Saingan Trump dari Partai Demokrat, Joe Biden, mengatakan pemilu belum berakhir "sampai setiap surat suara dihitung".
"Kami berada di jalur untuk menang," tegasnya.
Baca juga: Pemilu Amerika: Netizen China Berkomentar dengan Geli dan Ejekan soal Trump
Manajer kampanye Biden, Jen O'Malley Dillon, menyebut pernyataan Trump "keterlaluan, belum pernah terjadi, dan tidak benar".
"Itu keterlaluan karena jelas-jelas merupakan upaya untuk merampas hak-hak demokrasi warga Amerika," katanya.
"Ini pertama kalinya terjadi karena belum pernah dalam sejarah kita seorang presiden Amerika Serikat berusaha untuk melucuti suara rakyat Amerika dalam pemilihan nasional."
Baca juga: Biden ke Gedung Putih atau Tidak di Pilpres AS 2020: Tergantung Nevada
Alexandria Ocasio-Cortez dari Partai Demokrat, yang memenangkan pemilihan kembali untuk kursinya di Kongres, mengecam klaim Trump sebagai "tidak sah, berbahaya, dan otoriter".
"Hitung suara. Hormati hasilnya," ujarnya dalam sebuah cuitan di Twitter.
Bahkan beberapa pendukung partai Trump sendiri, Partai Republik, menyuarakan kekhawatiran.
Baca juga: Hasil Pilpres AS 2020 Trump vs Biden
Salah satunya mantan Senator Republik dari Pennsylvania, Rick Santorum.