Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilpres AS: Trump Peringatkan "Kekerasan di Jalanan" Saat Warga Bersiap Memilih

Kompas.com - 03/11/2020, 15:28 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Donald Trump memeringatkan akan potensi "kekerasan di jalanan" ketika warga bersiap menyambut Pilpres AS.

Saat ini, sekitar 99 juta orang sudah memberikan suaranya dalam pemilihan awal atau early votes, di mana statistik itu menjadi rekor.

Trump sendiri dan penantangnya, kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden, masih diizinkan untuk berkampanye di hari pemilihan.

Baca juga: H-1 Pilpres AS, Biden Yakin Menang Besar di Pennsylvania

Kementerian kehakiman mengerahkan petugasnya ke 18 negara bagian untuk mencegah adanya penindasan atau intimidasi terhadap pemilih.

Tetapi, pertarungan politik yang panas dalam setengah tahun terakhir ini diprediksi tidak akan berakhir meski nantinya bilik suara ditutup.

Kampanye kedua kandidat mengetatkan fokus mereka di swing states, di mana calon yang terpilih bisa dibilang selangkah lebih dekat ke Gedung Putih.

Dalam kicauannya Senin (2/11/2020), Trump mengecam keputusan Mahkamah Agung AS yang mengizinkan mail-in ballots di Pennsylvania dihitung tiga hari setelah Pilpres AS.

Presiden 74 tahun itu berseloroh keputusan tersebut sangat berbahaya karena kecurangan bakal terjadi dan meruntuhkan sistem hukum mereka.

"Keputusan itu juga berpotensi memunculkan kekerasan di jalanan. Tindakan harus segera diambil!" tegas presiden dari Partai Republik itu.

Baca juga: Prediksi Pilpres AS: Joe Biden Superior, tapi Trump Punya Senjata Pamungkas

Twitter dengan segera menyoroti twit itu, dan memberikan label klarifikasi seperti ini: "Konten yang dibagikan di twit ini bisa menyebabkan kesalahpahaman terkait pemilihan atau proses publik lainnya".

Dilaporkan Sky News Selasa (3/11/2020), proses pemungutan dan perhitungan suara masih mengalami kendala karena wabah virus corona.

Kondisi itu bisa dimanfaatkan kubu petahana untuk mengumumkan kesuksesannya bahkan sebelum hasil akhir diumumkan. Fenomena yang disebut sebagai red mirage.

Tim Joe Biden meradang, dan menyatakan mereka bakal mengajukan gugatan jika petahana sampai mengeklaim kemenangan terlalu awal.

"Dalam skenario apa pun, Donald Trump tidak bisa dinyatakan sebagai pemenang dalam malam pemilihan," jelas manajer kampanye Biden.

Pada pekan lalu, dua politisi gaek ini berjibaku demi mendapatkan pengaruh dalam Electoral Collage, dan mengamankan 270 suara.

Baca juga: Siapa Pun Pemenang Pilpres AS, Nasib Konflik Timur Tengah Juga Akan Terpengaruh

Halaman:
Sumber Sky News

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com