Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunker Sonnenberg. Persiapan Swiss dari Perang Dunia 3

Kompas.com - 01/11/2020, 15:51 WIB
Krisna Diantha Akassa,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

ZURICH, KOMPAS.com - Sonnenberg namanya. Gunung mentari artinya. Lebih tepat disebut bukit, ketimbang gunung sebenarnya.

Bagian timur, yang menjadi kekuasaan administratif kota Lucerne, dipenuhi pohon tua nan rindang, villa atau apartemen yang asri.

Bagian barat, yang masuk wilayah kota Kriens, lebih banyak terlihat padang rumput hijau. Dan sapi sapi gemuk berkeliaran saban hari.

Baca juga: Kisah Perang: Burlington Bunker, Kemewahan Masa Lampau yang Terbengkalai di Bawah Inggris

Sonnenberg, karena keindahannya itu, menjadi salah satu tempat plesiran warga setempat. Tempatnya yang lebih banyak bermandikan matahari, harga tanah menjadi lebih mahal ketimbang kawasan lainnya.

Keindahan itu agak terusik ketika kami, sekitar 30 an orang, mengunjunginya pekan lalu. Hujan turun sejak pagi. Tak terdengar kicauan burung.

Tak terlihat ibu ibu dan anak anak bermain di playground di kawasan itu. Hanya satu dua tupai, terlihat lincah menitih di antara ranting pohon kastania.

Tapi kami ke Sonnenberg bukan untuk mengagumi keindahan kawasan itu. Tujuan kami lain. Tujuan kami adalah Sonnenberg Zivilschutzanlage, tempat pertahanan sipil Sonnenberg.

Jadi, kami tidak juga heran setelah melewati rumah rumah berpagar indah, menembus jalan aspal kecil dipayungi pohon rindang, sampai akhirnya terhenti di sebuah bangunan beton abu abu.

"Sekarang tidak ada lagi keindahan Sonnenberg,“ guman Thomas, salah satu peserta rombongan.

Baca juga: Kisah Perang: 7 Bunker Terbesar di Dunia, Ada Starbucks dan Bioskopnya

Gedung di hadapan kami itu memang memindahkan ingatan ke masa silam, ke zaman perang dingin. "DDR (Republik Demokrasi Jerman),“ imbuh Thomas. "USSR," celetuk yang lain.

Zora Schelbert, ketua rombongan membuka pintu beton itu. Sebuah lorong dengan atap melengkung menyambut kami. Ada garis kuning di tembok abu abu sebelah kanan.

"Ini menandakan jumlah 20 ribu orang yang bisa ditampung di tempat ini,“ kata Zora. 100 meter berikutnya, ketika lorong melengkung itu berakhir, ada besi bulat, seperti drum, berjejeran. "Filter untuk menyaring udara,“ imbuhnya.

Bukan sembarang filter, namun dirancang khusus untuk menyaring udara yang terkontaminasi radioaktif bom nuklir. Bom nuklir? Ya, bom nuklir.

Kami memang sedang berada di bunker khusus untuk perlindungan sipil dari ancaman bom nuklir. Bunker terbesar di dunia, terpendam di dalam tanah, berlantai tujuh, dan ditutup keindahan alam perbukitan Sonnenberg, Lucerne, Swiss Tengah.

Ide yang cemerlang sebenarnya. Bagaimana pemerintah Swiss berusaha melindungi rakyatnya dari ancaman ledakan nuklir. "Agar ridak senasib seperti Hiroshima dan Nagasaki,“ guman peserta lainnya.

Pada1963, pemerintah Swiss menetaskan undang undang khusus, kewajiban untuk melindungi semua rakyatnya, dari ancaman perang dunia 3.

Baca juga: The Bunker, Cara Difabel Inggris Berdamai dengan Pandemi Corona

Pembangunan rumah baru, harus menyediakan bunker khusus di lantai bawah tanah. Untuk ukuran lebih besar, lebih aman, dipilihlah Sonnenberg, Lucerne, sebagai proyek percontohan pembangunan bunker terbesar di dunia.

Di 1976, selesailah proyek bunker terbesar sejagad itu. Berlantai tujuh, berbiaya 40 juta franc Swiss, setara Rp 600 miliar.

Selain bangunan operasional berlantai tujuh itu, ruang terbesar yang direncanakan menampung 20 ribu orang itu, berupa lorong sepanjang 1,5 km yang sehari harinya digunakan sebagai jalan tol.

Dalam keadaan darurat, lorong tersebut bisa ditutup dengan pintu baja hidrolik yang mampu menahan gempuran bom nuklir.

Bunker ini juga dilengkapi rumah sakit, lengkap dengan ruang operasi. Dapur umum, yang hanya bisa memasak tepung khusus untuk makanan darurat, ruang kontrol komunikasi, bahkan penjara. "Kalau ada yang bikin ribut, ya akan dimasukkan ke penjara,“ kata Zora.

Zora sendiri skeptis dengan keberhasilan proyek ini. “Syukurlah tidak pernah terjadi bencana nuklir di Swiss. Tidak karena perang, juga bukan karena bencana seperti Chernobyl,“ ujarnya.

Baca juga: Pesta Bunker Buat 200 Orang Keracunan Karbon Monoksida, 2 Terdakwa Ditangkap

Bayang bayang kegagalan bunker Sonnenberg ini, imbuh Zora, ada di depan mata. Persediaan air, misalnya, hanya bertahan 2 minggu.

"Begitu juga makanan,“ katanya. Jika air tanah, sumber air lainnya diluar terkontaminasi, maka hanya bisa menggunakan persediaan air dalam bunker.

"Tiap orang dijatah 4 liter perhari,“ jelasnya. Makanan kalengan yang dibawa dari rumah masing masing, juga hanya bisa bertahan sampai dua minggu. "Makanan bubuk yang dimasak di dapur umum, hanya untuk staf,“ jelasnya.

Jadi, bunker ini, masih kata Zora, hanya bisa menyelamatkan 20 ribu penduduk Lucerne selama dua minggu. "Radiasi nuklir bisa bertahun-tahun,“ katanya.

Pintu beton hidrolik yang diharapkan bisa menutup rapat dari radiasi nuklir, dalam sebuah uji coba di tahun 2007, juga gagal. "Bagi saya, proyek ini hanya bisa menentramkan hati secara psikologis. Kalau benar terjadi bencana bom nuklir, saya kira akan gagal,“ kata Zora.

Perang dingin mulai berakhir. Dunia juga berubah. Tidak terkecuali bunker Sonnenberg. Tak imbang dengan biaya perawatan, yang konon mencapai 250 ribu franc Swiss per bulan, setara Rp 37 miliar, Pemda Lucerne mulai memikirkan kembali fungsi bunker ini. Sejak tahun 2006, beberapa gedung dialihfungsikan.

Baca juga: Gelar Pesta Ilegal di Bunker, 25 Orang Keracunan Karbon Monoksida

Makanan tepung yang berjumlah 7000 ton, disumbangkan ke pengungsi dalam perang Yugoslavia. Sebagian juga disebarkan ke Eropa Timur lainnya. Penjara masih bertahan, begitu juga beberapa kamar untuk pengungsi.

Ruang operasi rumah sakit darurat itu, juga masih bisa diubah menjadi rumah sakit beneran. "Dari kapasitas 20 ribu orang, bunker ini kini hanya nampu menampung 2000 orang,“ kata Zora.

Kini, bunker itu masih "dipakai“. Setidaknya Poltabes Lucerne menggunakannya untuk penjara. Ketika demo besar 2007 terjadi di Lucerne, demonstran yang ditangkap sempat diinapkan di bunker ini. "Namun itu hanya sekali saja digunakan,“ jelas Zora.

Ada juga merencanakan menggunakan bunker ini sebagai penampungan pengungsi dari luar Swiss, namun hingga kini tidak pernah terlaksana.

Swiss sebenarnya sukses menerapkan sistem bunker pertahanan militer . Dalam perang dunia kedua, dibawah komando Jenderal Guisan, tentara Swiss memutuskan meninggalkan kota dan masuk ke gunung.

Bunker-bunker khusus banyak dibangun di pegunungan Alpen. Tercatat ada sekitar 8.000 bunker militer di pegunungan Swiss. Kondisi geografis yang dua pertiga wilayahnya dikuasai pegunungan, menyulitkan musuh untuk menyerang Swiss.

Baca juga: Tak ke Bunker Saat Terjadi Penembakan, Trump Diungsikan ke Mana?

Di Amsteg, Uri, ada bunker khusus untuk tempat pengungsian Bundesrat, tujuh kepala pemerintahan Swiss. Jenderal Guisan, meskipun bukan termasuk tujuh Bundesrat, juga memiliki kamar khusus di bunker Amsteg.

Bunker di pegunungan itu kini juga mulai dialihfungsikan. Ada yang berupa menjadi hotel, museum, hingga penyimpanan benda mulai. Dari emas hingga data penting milik Bitcoins.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Global
Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com