ZURICH, KOMPAS.com - Sonnenberg namanya. Gunung mentari artinya. Lebih tepat disebut bukit, ketimbang gunung sebenarnya.
Bagian timur, yang menjadi kekuasaan administratif kota Lucerne, dipenuhi pohon tua nan rindang, villa atau apartemen yang asri.
Bagian barat, yang masuk wilayah kota Kriens, lebih banyak terlihat padang rumput hijau. Dan sapi sapi gemuk berkeliaran saban hari.
Baca juga: Kisah Perang: Burlington Bunker, Kemewahan Masa Lampau yang Terbengkalai di Bawah Inggris
Sonnenberg, karena keindahannya itu, menjadi salah satu tempat plesiran warga setempat. Tempatnya yang lebih banyak bermandikan matahari, harga tanah menjadi lebih mahal ketimbang kawasan lainnya.
Keindahan itu agak terusik ketika kami, sekitar 30 an orang, mengunjunginya pekan lalu. Hujan turun sejak pagi. Tak terdengar kicauan burung.
Tak terlihat ibu ibu dan anak anak bermain di playground di kawasan itu. Hanya satu dua tupai, terlihat lincah menitih di antara ranting pohon kastania.
Tapi kami ke Sonnenberg bukan untuk mengagumi keindahan kawasan itu. Tujuan kami lain. Tujuan kami adalah Sonnenberg Zivilschutzanlage, tempat pertahanan sipil Sonnenberg.
Jadi, kami tidak juga heran setelah melewati rumah rumah berpagar indah, menembus jalan aspal kecil dipayungi pohon rindang, sampai akhirnya terhenti di sebuah bangunan beton abu abu.
"Sekarang tidak ada lagi keindahan Sonnenberg,“ guman Thomas, salah satu peserta rombongan.
Baca juga: Kisah Perang: 7 Bunker Terbesar di Dunia, Ada Starbucks dan Bioskopnya
Gedung di hadapan kami itu memang memindahkan ingatan ke masa silam, ke zaman perang dingin. "DDR (Republik Demokrasi Jerman),“ imbuh Thomas. "USSR," celetuk yang lain.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.