"Demi kepentingan geopolitiknya, AS juga terus-menerus memprovokasi konflik, memamerkan kekuatan militer, dan menciptakan ketegangan di Laut China Selatan," imbuhnya.
Langkah tersebut menurutnya adalah pendorong terbesar bagi militerisasi Laut China Selatan, dan merupakan faktor paling berbahaya yang menghancurkan perdamaian di Laut China Selatan.
Baca juga: Media China Sebut Jet Tempur Beijing Wajib Terbang di Atas Taiwan
"Strategi Indo-Pasifik" yang dicetuskan AS penuh nuansa konfrontasi militer dan mentalitas Perang Dingin.
Strategi ini berupaya membangun sesuatu yang disebut sebagai sebuah "NATO" baru versi kawasan Indo-Pasifik, yang akan dipimpin oleh AS sendiri.
Langkah ini bertentangan dengan semangat kerja sama yang saling menguntungkan di Asia Timur, menyerang posisi sentral dan kepemimpinan ASEAN dalam urusan regional, sekaligus merusak momentum positif kerja sama Asia Timur yang telah berlangsung sekian lama.
Langkah yang membalikkan sejarah ini merupakan ancaman besar bagi perdamaian dan stabilitas kawasan.
Roda sejarah terus berputar, tren sejarah terus bergulung. Perdamaian dan kemajuan dunia adalah kecenderungan yang tidak mungkin diputar mundur kembali.
Sejumlah politisi AS harus menghentikan kebijakan keliru yang bermusuhan terhadap China.
"Mereka juga harus berhenti memprovokasi dan mengintervensi hubungan kerja sama persahabatan antara China dengan negara-negara lain di kawasan, berhenti mengganggu perdamaian dan stabilitas regional, serta berhenti menginjak-injak keadilan internasional," ujarnya,
"Kalau tidak, semua upaya mereka itu hanya akan berakhir dengan kegagalan total," pungkas pernyataan itu.
Baca juga: Lawan Pengaruh China, AS dan India Sepakati Pakta Pertahanan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.