AVIGNON, KOMPAS.com - Pemerintah Perancis menetapkan status darurat ke level tertinggi buntut dua serangan yang melanda negeri itu pada Kamis (29/10/2020).
Serangan pertama terjadi di Basilika Notre Dame, Nice, di mana seorang pelaku menewaskan tiga orang, dengan salah satunya dipenggal.
Wali Kota Christian Estrosi menyatakan berdasarkan informasi yang dia terima, si pelaku berteriak ketika menyerang menggunakan pisau.
Baca juga: Kronologi Serangan Pisau di Gereja Nice Perancis, 1 Wanita Dipenggal
Dua orang tewas di dalam gereja, dengan salah satunya dipenggal. Estrosi menyebut salah satu korban diyakini adalah petugas basilika.
Sementara korban ketiga sempat berhasil kabur dan meminta perlindungan di bar neo-Gotik abad ke-19 yang berlokasi di seberang jalan, sebelum tewas karena lukanya.
"Terduga penyerang pisau ditembak oleh polisi ketika ditahan. Dia kemudian dilarikan ke rumah sakit, namun masih hidup," kata Estrosi.
Sementara serangan lain terjadi di Avignon, di mana seorang pria ditembak mati oleh polisi karena mengancam pengguna jalan yang lewat.
Dilansir Daily Mirror dalam insiden yang terjadi pukul 11.15 waktu setempat, penegak hukum yang tiba di lokasi juga mendapat ancaman.
Berdasarkan laporan stasiun radio Europe1, si lelaki juga sempat berteriak, di mana dia mengancam pengguna jalan dengan pistol.
Baca juga: 1 Orang Dipenggal dalam Serangan di Gereja Perancis, Ini Tanggapan Rusia
Karena dua serangan itulah, Perdana Menteri Perancis Jean Castex dikutip Sky News mengumumkan pemerintah menaikkan status darurat ke level tertinggi.
Kepada Dewan Nasional Perancis (setara dengan parlemen), PM Castex juga menyatakan tanggapan Paris terhadap insiden ini akan tegas dan terukur.
Dua penyerangan ini terjadi setelah Presiden Emmanuel Macron mendapat kecaman dari dunia Islam terkait dengan sikapnya atas pembunuhan Samuel Paty.
Baca juga: Deretan Kasus Serangan Terorisme yang Membunuh Sejumlah Warga di Perancis
Paty adalah guru Sejarah yang dipenggal oleh Abdoullakh Anzorov, remaja Chechen berusia 18 tahun pada 16 Oktober di dekat Paris.
Guru berusia 47 tahun tersebut dibunuh dengan pisau dapur setelah menunjukkan kartun Nabi Muhammad sebagai bagian dari kelas kebebasan berekspresi.
Macron kemudian menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan pernah mengecam atau menurunkan karikatur yang kontroversial tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.