Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggal Menghitung Hari, Berikut 5 Masalah Utama dalam Pemilu AS

Kompas.com - 27/10/2020, 18:42 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Kritik terhadap gerakan tersebut, kebanyakan berasal dari mereka yang konservatif, telah memusatkan perhatian pada kekerasan yang terjadi di beberapa kota selama protes. Begitu pula dengan Trump, yang menyebut BLM sebagai “simbol kebencian” dan berjanji akan memulihkan hukum dan ketertiban di jalan.

Baca juga: Joe Biden: Karena Trump, Korea Utara Punya Lebih Banyak Senjata Mematikan

Menurut Wilson, meskipun ini amat menggeramkan pendukung BLM, hal ini bekerja untuk pendukung Trump.

“Pesan yang disampaikan Trump adalah bentuk mobilisasi untuk pemilih Trump, para pemilih di dalam Partai Republik dan mungkin beberapa kaum independen yang condong ke kanan,” kata profesor ilmu politik itu.

“Tema, janji dan kebijakan - semua yang Presiden Trump lakukan ditujukan untuk menargetkan para pendukung konservatifnya," sambung Wilson.

Kaum liberal mengkritik bahwa tindakan Trump hanya memperkeruh suasana. Mereka meyakini bahwa seorang presiden seharusnya mempersatukan negara alih-alih menuangkan minyak ke atas api.

Baca juga: Jika Terpilih Lagi, Ini Daftar Eksekusi Trump

Aborsi

“Aborsi adalah topik penting dalam pemilihan presiden 2020,” kata Wilson.

Ini adalah topik yang paling penting bagi sebagian besar basis Trump: Protestan berkulit putih.

Walau kelompok ini hanya terdiri dari 15 persen populasi AS, mereka pergi ke tempat pemungutan suara dalam jumlah besar. Bahkan menurut jajak pendapat National Election Pool atau Kelompok Pemilihan Nasional, kelompok ini menyumbang lebih dari seperempat semua pemilih pada 2016.

Banyak dari orang Kristen Protestan konservatif ini memegang nilai-nilai yang sesungguhnya bertentangan secara diametris dengan nilai-nilai yang mewarnai hidup Trump, misalnya dengan berbagai pernikahan dan perceraian yang dilalui Trump.

Tapi seperti yang dikatakan oleh sebuah konten Instagram oleh kelompok anti-aborsi Students for Life: “Benci Trump? Kami lebih membenci aborsi.”

Baca juga: Presiden Rusia Tolak Tuduhan Trump terhadap Keluarga Joe Biden

Trump dianggap sebagai pilihan anti-aborsi yang pasti. Ia adalah presiden pertama yang menghadiri acara anti-aborsi “March for Life.”

Bagi rakyat AS di ujung spektrum yang lain, itu adalah alasan untuk tidak memilih Trump.

"Aborsi juga merupakan masalah penting bagi sekelompok pemilih liberal. Ada gerakan pro-choice (mendukung aborsi) yang besar di dalam partai Demokrat,” kata Wilson.

Para pemilih ini melihat Coney Barrett sebagai pilihan Trump untuk kursi Mahkamah Agung sebagai bahaya bagi Roe v Wade yang adalah keputusan yang telah menjamin akses perempuan ke aborsi yang aman dan legal selama 47 tahun terakhir.

Bagi Partai Demokrat, suara untuk Biden juga merupakan suara untuk pilihan calon hakim Mahkamah Agung yang liberal dan pro-choice.

Baca juga: Efek Kebijakan Imigrasi Trump, Ratusan Anak Migran Terpisah dari Orangtua

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com