Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerja Sama Formal Israel-UEA Disebut Bersejarah, Palestina: Memalukan

Kompas.com - 21/10/2020, 12:57 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

TEL AVIV, KOMPAS.com - Sekelompok pejabat Uni Emirat Arab menjadi delegasi Teluk Arab pertama yang mengunjungi Israel pada Selasa (20/10/2020), memperkuat kesepakatan normalisasi dalam kesempatan yang oleh pejabat Israel dan AS digambarkan sebagai bersejarah, tetapi Palestina menyebutnya "memalukan".

UEA dan tetangga Teluk Bahrain menjadi negara Arab pertama dalam seperempat abad yang membangun hubungan formal dengan Israel, meskipun ada perbedaan yang terus berlanjut terkait konflik Israel-Palestina.

Kesepakatan kerja sama formal yang sebagian besar ditempa karena ketakutan bersama terhadap Iran, ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump menjelang pemilihan presiden AS bulan depan.

"Kami membuat sejarah dengan cara yang akan bertahan dari generasi ke generasi," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat menyambut Menteri Ekonomi Emirat Abdullah bin Touq al-Mari dan Menteri Negara Urusan Keuangan Obaid Humaid al-Tayer, seperti dilansir Reuters pada Selasa (20/10/2020).

Pertemuan tersebut didampingi oleh Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan pejabat Amerika lainnya dalam penerbangan dari Abu Dhabi ke Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv.

Baca juga: Militer Temukan Terowongan Bawah Tanah yang Dapat Menembus Israel

Pihak yang berkunjung dibatasi di bandara karena kekhawatiran terhadap Covid-19.

“Saya pikir kunjungan delegasi tingkat tinggi seperti itu dari UEA...akan menunjukkan kepada rakyat kita, kawasan, dan seluruh dunia manfaat dari pertukaran yang bersahabat, damai, dan normal,” kata Netanyahu.

Empat perjanjian telah ditandatangani, yang meliputi tentang promosi dan perlindungan investasi, kerja sama dalam sains dan inovasi, penerbangan sipil, serta pembebasan visa.

Tayer mengatakan, kesepakatan itu menawarkan "peluang besar" untuk "mencapai kemakmuran baik bagi ekonomi kita maupun rakyat kita".

Mengutip diskusi tentang perpajakan dan hubungan keuangan, dia mengatakan, sudah ada kemajuan yang signifikan dan menambahkan, "Kami berharap dapat menyambut Anda di UEA dalam waktu dekat."

Baca juga: Bahrain dan Israel Tanda Tangani Kerja Sama Bilateral di Manama

Kemudahan Palestina

Washington dan sekutunya mengatakan kesepakatan itu akan mendorong perdamaian dan stabilitas regional. Namun, mereka telah memicu kemarahan dari warga Palestina.

Wasel Abu Youssef, seorang anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan, kunjungan UEA pada Selasa terjadi di tengah perluasan permukiman Israel di Tepi Barat, dan itu "memalukan".

"Perjanjian bilateral yang diumumkan hari ini dan delegasi yang datang dan pergi, semua itu menawarkan kekuatan pendudukan untuk meningkatkan agresi dan kejahatannya terhadap rakyat Palestina serta meningkatkan sikap keras dan arogansinya," kata Youssef di Ramallah yang menyoroti Tepi Barat yang diduduki Israel.

Di Gaza, Hazem Qassem, juru bicara kelompok Islam Hamas, mengatakan, "Kunjungan seperti itu (UEA ke Israel) hanya akan mendorong pendudukan untuk mengejar aneksasi bertahap tanah Tepi Barat."

Mnuchin, pejabat AS paling senior yang hadir dalam acara pertemuan UEA-Israel, menyebut itu sebagai "peristiwa bersejarah".

Baca juga: Gejala Positif Corona Makin Parah, Sekjen Palestina Dibawa ke Israel

"Dengan kemakmuran ekonomi yang lebih besar, muncul keamanan yang lebih kuat," ujar Mnuchin.

Ia menggambarkan penataan kembali kekuatan regional karena khawatir terhadap Iran , dia menambahkan bahwa Israel, UEA, dan AS "berbagi pandangan yang sama mengenai ancaman dan peluang di wilayah tersebut."

Pejabat AS lainnya yang hadir dalam acara tersebut, kepala Korporasi Keuangan Pembangunan Internasional Adam Boehler, mengatakan, ketiga negara akan menyiapkan dana.

Proyeksi awal dana yang akan dikumpulkan sebesar 3 miliar dollar AS (Rp 43,9 triliun) untuk mendorong investasi sektor swasta dan kerja sama regional.

Dia mengatakan, dia membayangkan pendanaan untuk memungkinkan modernisasi pos pemeriksaan yang dioperasikan Israel untuk Palestina.

Baca juga: Eropa Kutuk Persetujuan Israel Bangun Ribuan Permukiman Baru di Seluruh Tepi Barat

Israel mengatakan, pos pemeriksaan sangat penting untuk keamanannya, sedangkan Palestina mengeluh bahwa tindakan Israel di sana menghambat kemampuan mereka untuk hidup dan bekerja.

Para pejabat AS pada Minggu (18/10/2020) bergabung dengan delegasi Israel ke Bahrain untuk upacara penandatanganan guna meresmikan hubungan kerja sama formal.

Perjanjian yang ditandatangani pada Selasa menjadi kelanjutan dari beberapa kesepakatan komersial yang ditandatangani oleh Israel dan UEA sejak pertengahan Agustus.

"Perjanjian ini memiliki kepentingan strategis dan regional, akan meningkatkan investasi, perdagangan, dan memperkuat hubungan ekonomi antar negara," kata Menteri Keuangan Israel, Israel Katz.

Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bahwa delegasi Emirat telah mengajukan permintaan untuk membuka kedutaan di Tel Aviv, dan sebaliknya, pihaknya mengharapkan Israel untuk segera membuka kedutaan di Abu Dhabi.

Baca juga: Israel Perluas Kedudukan di Tepi Barat, Sebulan Setelah Perjanjian Damai dengan Palestina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com