Jalan Trump menuju angka 270 electoral votes memang semakin rumit. Taipan real estate ini tidak kunjung dapat memperkecil selisih dengan Biden di tiga negara bagian Rust Belt yang merupakan kunci kemenangannya pada Pilpres 2016.
Rataan The New York Times menunjukan Trump tercecer dengan selisih 8-9 poin di Pennsylvania, Wisconsin, dan Michigan.
Tanpa tiga negara bagian ini, Trump harus mencari negara bagian lain yang dimenangkan Hillary Clinton pada pilpres 2016, misal Minnesota, dan New Hampshire. Kabar buruknya adalah Trump juga tertinggal dia digit menurut rataan survei The New York Times.
Baca juga: Pilpres AS 2020, Ini 9 Negara Bagian yang Bakal Jadi Kunci Kemenangan
Misi kemenangan Trump juga semakin gelap karena dia juga kewalahan di swing states lain seperti kediamannya di Florida dan Carolina Utara. Kedua swing states ini cenderung jauh lebih konservatif.
Survei oleh dua lembaga survei di Carolina Utara mengindikasikan kekalahan Trump semakin dekat.
Biden konsisten unggul tipis di negara bagian yang beribukota di Raleigh itu. Universitas Monmouth menunjukan Biden memimpin 50 persen berbanding 47 persen. Biden unggul 46 persen berbanding 42 persen menurut Siena College/The New York Times.
Salah satu tren yang jelas dari survei-survei adalah Biden konsisten berada pada titik 50 persen atau lebih, yang mengindikasikan dia mendapat dukungan mayoritas rakyat AS. Hal ini berbeda dengan Hillary Clinton yang tidak pernah menembus angka 50 persen.
Baca juga: Trump Akan Coret Sudan dari Daftar Negara Sponsor Teroris
Sementara itu dukungan terhadap Trump hanya terkonsentrasi pada pemilih kulit putih tanpa pendidikan universitas. Pemilih berkerah biru ini setia terhadap Trump walau tidak sekuat empat tahun lalu.
Akibatnya angka survei Trump tetap stagnan, karena dia tidak dapat memenangkan blok pemilih lain seperti pemilih suburban, pemilih wanita berkulit putih berpendidikan universitas, pemilih minoritas, dan pemilih senior.
Masalah besar bagi Trump adalah dia tidak akan dapat memenangi pilpres tanpa dukungan blok-blok pemilih krusial itu, terutama pemilih suburban yang muak dengan segala kekacauan pemerintahan Trump dalam empat tahun terakhir.
Dengan sisa dua minggu lagi, blok pemilih ini menurut sejumlah survei nasional sudah kukuh menolak Trump dan akan memilih Biden.
Baca juga: Trump Serang Fauci Lagi dan Menyebutnya sebagai Bencana
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan