Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dijuluki Sparta Kecil, Bagaimana UEA Jadi Kekuatan Besar di Timur Tengah?

Kompas.com - 19/10/2020, 09:58 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Keberadaan pasukan militer UEA di Afghanistan disetujui Putra Mahkota Abu Dhabi, Mohammed bin Zayed.

Pada 2008, saya mengunjungi kontingen pasukan khusus mereka di Pangkalan Udara Bagram. Saya melihat bagaimana mereka beroperasi.

Bepergian di atas kendaraan lapis baja buatan Brasil dan Afrika Selatan, mereka menuju pedesaan Afghanistan yang terpencil dan miskin. Pasukan itu membagikan Alquran gratis dan kotak-kotak berisi permen. Mereka duduk bersama para tetua adat di perkampungan itu.

"Apa yang Anda butuhkan?" mereka bertanya kepada tetua kampung. "Masjid, sekolah, sumur yang dibor untuk air minum?" tanya mereka.

UEA akan menyetor uang saat kontrak proyek pembangunan dilelang ke perusahaan lokal.

Jejak orang UEA memang kecil, tapi ke mana pun mereka pergi, mereka menggunakan uang dan agama. Tujuan mereka adalah mengurangi kecurigaan warga lokal terhadap pasukan NATO yang kerap bersikap kaku dan kasar.

Di Provinsi Helmand pasukan UEA bertempur bersama pasukan Inggris dalam beberapa baku tembak yang intens.

Mantan Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis, menjuluki UEA sebagai "Sparta Kecil". Sebutan itu mengacu pada profil UEA yang kurang dikenal dan berpopulasi kurang dari 10 juta orang, jauh melebihi bobotnya.

Baca juga: Penjualan Jet Tempur Siluman F-35 AS ke UEA, Ditargetkan Desember Kantongi Perjanjian Awal

Reputasi yang rusak di Yaman

Lalu terjadilah krisis di Yaman dan berbagai kesulitan yang dialami pasukan militer UEA.

Ketika Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman, melibatkan negaranya ke perang saudara Yaman pada 2015, UEA juga turun tangan. Mereka mengirim pesawat tempur F-16 untuk menggempur pemberontak Houthi. UEA juga mengirim pasukan ke selatan Yaman.

Pada musim panas 2018, UEA mendaratkan pasukan di Pulau Socotra yang memiliki letak strategis di Yaman.

UEA mengumpulkan pasukan di sebuah pangkalan yang mereka sewa di Assab, Eritrea. Mereka menghalangi pasukan yang hendak menyeberangi Laut Merah untuk merebut pelabuhan Hudaydah dari Houthi.

Perang di Yaman sekarang sudah berlangsung selama hampir enam tahun. Tidak ada pemenang yang jelas dalam perang itu. Kelompok Houthi tetap bercokol di ibu kota Yaman, Sanaa, dan sebagian besar wilayah negara itu.

Bulan Sabit Merah UEA menyalurkan bantuan di Socotra, Yaman.FRANK GARDNER via BBC INDONESIA Bulan Sabit Merah UEA menyalurkan bantuan di Socotra, Yaman.
Keterlibatan pasukan UEA telah menimbulkan korban jiwa, termasuk lebih dari 50 orang dalam satu serangan rudal. Tiga hari berkabung nasional digelar di UEA setelah peristiwa itu.

Reputasi UEA juga rusak karena hubungan mereka dengan beberapa milisi lokal yang tidak disukai dan berkaitan dengan Al Qaeda.

Laporan sejumlah aktivis hak asasi manusia menyebut bahwa UEA berkaitan dengan tindakan mengunci puluhan tahanan di dalam sebuah kontainer pengiriman. Orang-orang itu dilaporkan meninggal dalam panas terik.

Baca juga: Hamas Ancam Eskalasi Militer ke Israel karena Perjanjian Damai UEA, Bahrain dengan Israel

Aliansi baru dengan Israel

Sejak kejadian itu UEA mengurangi keterlibatan mereka dalam konflik Yaman yang mematikan. Namun UEA terus memperluas jangkauan militernya. Mereka terlibat upaya kontroversial untuk mencegah pengaruh Turki di Timur Tengah.

Jadi, jika Turki menancapkan pengaruh besar di ibu kota Somalia, Mogadishu, UEA justru mendukung masyarakat Somaliland untuk memerdekakan diri. UEA sudah membangun pangkalan militer di Berbera, Teluk Aden.

Di Libya yang juga tengah dilanda perang, UEA berkoalisi dengan militer Rusia dan Mesir untuk mendukung pasukan Khalifa Haftar, melawan kelompok pendukung pemerintah Libya yang didukung Turki, Qatar, dan beberapa negara lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com