Profesor Charles Spence Kepala Laboratorium Penelitian Crossmodal Oxford University merasa, mungkin akan ada lebih banyak teknologi digital yang bisa ditempatkan di meja ruang makan keluarga, tidak hanya di restoran mewah.
Sementara itu menurut perusahaan perhotelan HGEM, suara frekuensi rendah dapat menambah persepsi pahit pada makanan, dan frekuensi yang lebih tinggi memicu rasa manis.
Baca juga: 9 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Darah Tinggi
Lalu efek suara seperti "kriuk" dan desis minuman bersoda yang dituang ke segelas es batu dapat menambah nuansa kesegaran.
Teknologi ini juga dapat mengubah tampilan makanan jadi "lebih berkilau" atau membuat ukurannya terasa lebih banyak dari ukuran sebenarnya untuk keperluan diet.
Tahun lalu Henry Dimbleby salah satu pendiri restoran Leon mengatakan, serangga yang bisa dimakan akan menjadi bagian dari strategi pangan nasional pertama Inggris selama 75 tahun.
Kemudian pada 2018 Sainsbury's menjadi supermarket pertama di "Negeri Ratu Elizabeth" yang menjual serangga, seperti jangkrik renyah rasa daging asap.
Jangkrik, cacing, dan semut termasuk ramah lingkungan ketimbang hewan ternak karena sumber daya yang melimpah, dan merupakan alternatif yang sehat untuk daging.
Serangga-serangga itu disebut-sebut "makanan super" berikutnya karena kaya protein, nutrisi, kalium, magnesium, dan asam lemak tiga kali lebih banyak daripada omega-3 pada salmon.
Baca juga: Demi Pelanggan yang Rindu Terbang, FinnAir Jual Makanan Pesawat Kelas Bisnis di Supermarket
Lebih dari 1.000 spesies serangga dimakan di seluruh dunia dan penelitian terbaru menunjukkan pasar serangga global yang dapat dimakan akan berkembang pesat.
Profesor Spence merasa serangga adalah makanan yang kayak, tapi menurutnya tidak lebih dari sekadar topping khusus untuk sup dan pizza.
Menurut studi dari UCLA anjing-anjing dan kucing-kucing yang makan daging menghasilkan setara 64 juta ton karbon dioksida setahun, yang memiliki dampak iklim hampir sama dengan satu tahun mengemudikan dari 13,6 juta mobil.
Kucing dan anjing juga berperan pada 25-30 persen dampak lingkungan dari konsumsi daging di AS, demikian penelitian yang dipublikasikan di PLOS One.
Andrew Knight profesor kesejahteraan hewan di Winchester University meyakini pendekatan yang lebih fleksibel tentang cara memberi makan hewan peliharaan dapat mengurangi dampak ke lingkungan.
Sementara itu Mars yang menaungi merek pakan hewan Pedigree dan Whiskas, tahun lalu mengungkapkan mereka sedang mengembangkan makanan hewan bebas daging di tengah meningkatnya kekhawatiran atas dampak lingkungan.
Baca juga: 10 Makanan yang Mempercepat Proses Penuaan Kulit
Mereka bereksperimen dengan pengganti protein tinggi dan nabati untuk ayam, daging sapi, dan kelinci.
Namun pemberian makanan vegetarian untuk kucing dan anjing masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli.
Pada Juni Dr Sarah Dodd dari University of Guelph Ontario Veterinary College di Kanada mengatakan, pola makan "tidak konvensional" yang terbuat dari bahan tanaman dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Tapi Profesor Knight berpendapat, kucing dan anjing yang diberi makan diet alternatif lengkap bergizi setidaknya sama sehatnya dengan diet berbasis daging konvensional.
Baca juga: Tips Pilih Makanan Kemasan yang Layak Makan, Perhatikan Bentuk dan Kadaluarsa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.