Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setalah 100 Hari Lockdown Ketat, Para Pengusaha Teriakkan Pelonggaran

Kompas.com - 17/10/2020, 16:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

MELBOURNE, KOMPAS.com - Berjalan 100 hari lockdown yang ketat, kalangan pengusaha di negara bagian Australia, Victoria, yang semula mendukung sekarang mulai teriakan pelonggaran.

Melansir ABC Indonesia pada Jumat (1/10/2020), pemilik usaha cuci mobil di Melbourne, Belinda Bedin, sangat mendukung kebijakan lockdown tahap keempat yang diterapkan pemerintah sekitar 3 bulan lalu.

Dia bahkan menganggap langkah ketat Menteri Utama negara bagian Victoria, Premier Dainel Andrews ketika itu agak terlambat dilakukan.

Namun, di pertengahan Oktober, ketika lockdown tahap keempat yang ketat sudah berjalan 100 hari, mulai timbul keraguan Belinda terhadap langkah Premier Andrews.

Baca juga: Tanpa Masker Ratu Elizabeth II Pertama Kali Keluar Istana Setelah Lockdown

"Berlangsung begitu lama, saya kehilangan semua kepercayaan, dukungan, keyakinan pada apa yang terjadi. Aturan ketat ini berlangsung terlalu lama," katanya kepada ABC News.

"Saya sudah menutup tempat cuci mobil ini selama 11 minggu tanpa ada pemasukan. Tanpa penghasilan sama sekali," katanya.

Belinda mengaku heran mengapa usaha cuci mobilnya, yang sebenarnya mengharuskan pelanggan mencuci sendiri mobil mereka di bilik-bilik terpisah yang dilengkapi disinfektan, tetap dilarang untuk beroperasi.

Usaha milik Belinda merupakan salah satu dari sekitar 1.000 bisnis cuci mobil yang ada di Melbourne dan sangat terdampak aturan lockdown.

"Konyol rasanya mengapa belum bisa dibuka lagi," ujarnya.

Baca juga: Lockdown 2 Pekan, Raja Malaysia Batalkan Audiensi dengan Koalisi Anwar Ibrahim

Pengusaha mulai merasa muak

Hal yang sama dirasakan oleh Lauren Bamford, seorang fotografer yang tinggal di Brunswick, sebuah kawasan yang dikenal trendi di kota Melbourne.

Ia tadinya sangat mendukung langkah Premier Andrews, namun sekarang merasa bingung karena usahanya belum juga diperbolehkan beroperasi kembali.

"Saya paham banyak hal yang perlu ditutup. Tapi saya juga sangat rasional dan menganggap kita perlu diberi kesempatan bekerja dengan aman," katanya.

Kalangan fotografer, kata Lauren, sangat mendukung ketika Premier Andrews menerapkan kebijakan lockdown. Tapi saat ini, pandangan mereka sudah berubah.

"Sejak pekan ini muncul anggapan penutupan usaha tidak akan dicabut seperti yang direncanakan. Boleh dibilang semua orang sekarang mulai merasa muak," katanya.

Lauren mengatakan fotografi adalah industri berisiko rendah terkait penularan virus corona. Dia mengaku dapat bekerja dengan aman dengan membatasi jumlah kru serta bekerja di luar ruangan.

Baca juga: Inggris Akan Terapkan Sistem Lockdown Baru, Liverpool Jadi Prioritas

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com