Aksi protes itu melanda Bangladesh sejak bulan lalu, ketika seorang mahasiswa ditangkap dan didakwa dalam kasus pemerkosaan geng yang berbeda.
Para pengunjuk rasa di ibu kota dan di tempat lain menuntut hukuman lebih berat, proses peradilan yang lebih cepat, dan diakhirinya budaya impunitas untuk kejahatan seks.
Diberitakan AFP pada Kamis (15/10/2020), hanya sekitar 3 persen dari kasus pemerkosaan yang diganjar hukuman.
Baca juga: Bunuh PRT Indonesia karena Selingkuh, Pria Bangladesh Terancam Hukuman Mati
Padahal setidaknya 208 kasus pemerkosaan berkelompok dilaporkan dalam 9 bulan pertama tahun ini, menurut Ain o Salish Kendra kelompok hak asasi setempat.
Bangladesh telah menggantung 23 orang sejak 2013, dan setidaknya 1.718 terdakwa lainnya terancam hukuman mati.
Namun para aktivis HAM mengkritik penerapan hukuman mati untuk kasus pemerkosaan, karena menurut mereka itu tidak akan mengurangi jumlah kekerasan terhadap perempuan.
"Eksekusi melanggengkan kekerasa, mereka tidak mencegahnya," kata Amnesty International.
Baca juga: Arab Saudi Cabut Hukuman Mati bagi Pembunuh Jamal Khashoggi, Keluarga: Itu Adil
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.