KOMPAS.com - Amerika Selatan dan Kepulauan Karibia telah melaporkan setidaknya 10 juta kasus virus korona yang dikonfirmasi dan 370.000 kematian.
Jumlah tersebut menjadikan kawasan itu ke dalam krisis kesehatan, ekonomi, dan sosial terburuk dalam sejarah akibat pandemi virus corona sebagaimana dilansir dari Anadolu Agency, Rabu (14/10/2020).
Virus corona telah menginfeksi lebih dari 38 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan lebih dari 1 juta jiwa sejak pertama kali muncul di Wuhan, China, pada Desember 2019.
Jumlah tersebut menurut perhitungan oleh Johns Hopkins University yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
Baca juga: WHO: Pertempuran Azerbaijan-Armenia Telah Membantu Menyebarkan Virus Corona
Meksiko berharap dapat memvaksinasi 116,69 juta warganya melalui Fasilitas Akses Global Vaksin Covid-19 (COVAX) dan tiga perjanjian dengan perusahaan farmasi Inggris AstraZeneca, perusahaan farmasi Amerika Pfizer, dan perusahaan vaksin China CanSino Biologics.
Hal itu diungkapkan oleh Kemnterian Luar Negeri Meksiko pada Selasa (13/10/2020).
Pemerintah Meksiko telah melakukan pembayaran 159,88 juta dollar AS (Rp 2,3 triliun) untuk mengamankan akses terhadap vaksin Covid-19 melalui rencana COVAX.
COVAX sendiri didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memvaksinasi seperlima dari sekitar 129 juta penduduk negara itu.
"Mulai Desember, paling lambat kuartal pertama tahun depan, kami ingin mulai melakukan vaksinasi," kata Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador.
Meksiko telah mengonfirmasi lebih dari 821.000 kasus virus korona terkonfirmasi dan hampir 84.000 kematian akibat Covid-19.
Baca juga: Sempat Berangsur Normal dari Virus Corona, Kini Malaysia PSBB Lagi
Setelah menerapkan pembatasan sosial selama tujuh bulan, Kuba mulai melonggarkan pembatasan sosial dan tindakan karantina.
Langkah tersebut memungkinkan toko-toko dan kantor pemerintah kembali dibuka dan menyambut turis kecuali di Havana, di mana kota tersebut mengalami lonjakan kasus virus corona dalam beberapa hari terakhir.
Pihak berwenang menyadari kebutuhannya untuk meningkatkan perekonomian negara tersebut.
Pasalnya, perekonomian Kuba babak belur karena menerapkan pembatasan sosial dan dijatuhi sanksi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Otoritas kesehatan Kuba telah melaporkan sekitar 6.000 kasus Covid-19 terkonfirmasi dan 123 kematian.
Baca juga: Belum Selesai Virus Corona, China Kini Diserang Norovirus
Pejabat di Venezuela telah memperpanjang pembatasan penerbangan di negara tersebut hingga 12 November.
Tindakan itu pertama kali diterapkan pada 12 Maret sebagai bagian dari upaya untuk mengekang penyebaran virus corona.
Sebagian besar penerbangan penumpang internasional ke dan dari negara tersebut telah ditangguhkan, termasuk penerbangan domestik.
Semua penyeberangan perbatasan via darat juga tetap ditutup. Venezuela melaporkan 83.756 kasus virus corona terkonfirmasi dan lebih dari 700 kematian.
Baca juga: Ucapan Fauci soal Virus Corona Diedit, Dipelintir di Iklan Kampanye Trump
Pada Selasa, anggota Kongres Brasil Celso Russomanno mengungkapkan pernyataan konyol bahwa kelompok tunawisma bisa lebih kebal terhadap virus corona.
“Mungkin mereka lebih tahan dari kita karena mereka selalu hidup di jalanan dan tidak punya cara untuk mandi setiap hari,” kata dia.
Kini, Brasil merupakan negara ketiga di dunia dengan jumlah kasus infeksi virus corona terbesar.
Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan total kasus virus corona yang dikonfirmasi menjadi 5,1 juta kasus dan angka kematian menjadi 150.998 kematian.
Baca juga: Kisahkan Ilmuwan Jatuh Cinta dengan Virus Corona, Novel Ini Viral di Media Sosial
Setelah hampir tujuh bulan menerapkan pembatasan sosial akibat wabah virus corona, penerbangan internasional kembali dibuka melalui Bandara Tocumen Panama.
Pelancong internasional harus menyerahkan hasil tes yang menyatakan negatif terjangkit Covid-19 sebelum menaiki penerbangan ke negara itu.
Panama telah mengonfirmasi lebih dari 121.000 kasus virus korona dan setidaknya 2.500 kematian.
Baca juga: Kim Jong Un Umumkan Tak Ada Warganya yang Terkena Virus Corona
Pejabat di Aruba mengundang rakyat AS untuk datang tanpa memerlukan visa selama tiga bulan dan menawarkan bekerja dari jarak jauh di tengah pandemi virus corona di negara tersebut.
Aruba juga menawarkan para turis dengan berbagai diskon di hotel-hotel lokal, resor, dan rumah sewa.
Otoritas Pariwisata Aruba meluncurkan program One Happy Workation pekan ini, mengundang siapa pun dengan paspor AS yang sah untuk datang ke pulau itu selama 90 hari.
Baca juga: Fauci: Gedung Putih Superspreader Virus Corona, Pengobatan Trump Membingungkan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.