Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Tinder Jadi Lahan Bagi Predator Seksual

Kompas.com - 13/10/2020, 15:02 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

Sumber ABC

Emily diperkosa 3 kali pagi itu. Ia mengaku kesakitan dan sampai berdarah selama beberapa hari.

Apa yang dialaminya sesuai dengan peringatan yang disampaikan sejumlah peneliti mengenai makin banyaknya orang yang mengalami pelecehan seksual dari orang yang mereka kenal melalui aplikasi kencan.

Sebuah penelitian yang dilakukan dokter Janine Rowse dari Institut Kedokteran Forensik Victoria menemukan sebagian besar pelecehan seksual yang difasilitasi oleh aplikasi kencan terjadi pada pertemuan pertama. Umumnya terjadi di rumah pelaku.

Dr Janine menjelaskan biasanya karena sudah saling bertukar pesan sebelumnya, para korban merasa seperti sudah mengenal teman barunya itu.

“Ini disebut sebagai efek disinhibisi daring. Yaitu, keadaan di mana Anda memiliki rasa percaya yang tinggi setelah berkomunikasi dengan seseorang,” kata Dr Rowse.

Baca juga: Berawal dari Patah Hati, Pria Ini Bangun Aplikasi Kencan Beromzet Puluhan Miliar

Cara Emily mengusir pemerkosanya dari Tinder

Emily yang mengalami hal ini mengaku telah melaporkan pemerkosanya ke pihak Tinder.

“Saya bahkan butuh waktu lama untuk menemukan cara melaporkan orang ini,” katanya.

“Saya tuliskan pekerjaannya dan melaporkan, ‘Orang ini berbahaya. Orang ini adalah ancaman dan akan menyakiti orang jika diberi kesempatan’.”

“Saya menerima jawaban otomatis, ‘Terima kasih telah mengirimkan laporan’. Tak ada lagi jawaban selanjutnya.”

“Rasanya buang-buang waktu saja. Rasanya, untuk apa repot-repot, tak akan membuahkan hasil,” tutur Emily.

Pengalaman seperti yang dialami Emily ini banyak disampaikan ke program Hack’s ABC.

Bagi Emily, perlindungan yang lebih besar untuk para pengguna Tinder tidak hadir dengan cepat.

Karena tidak ada tindak lanjut dari Tinder, Emily mengirim pesan kepada setiap orang yang, melalui kolom komentar di sebuah postingan Facebook, mengaku dilecehkan oleh orang yang sama.

Beberapa perempuan kemudian berbagi pengalaman satu sama lain dan melaporkan perilaku pria tersebut.

“Mereka melaporkan pria ini ke pihak Tinder. Saya pun melakukan hal yang sama,” katanya.

Laporan Emily ini bukan yang pertama, dan kali ini dia mendapatkan tanggapan dari Tinder.

Baca juga: Reynhard Sinaga, Pelaku Pemerkosaan Terbesar Inggris, Bisa Menghabiskan Hidupnya di Penjara

Emily mengaku sangat heran karena Tinder baru bertindak setelah adanya laporan dari beberapa perempuan.

“Seharusnya laporan dari seorang perempuan sudah cukup untuk mengeluarkan seseorang dari aplikasi kencan. Bila dia melecehkan orang lain. Mengapa jadi begitu sulit?” ujarnya.

Halaman:
Sumber ABC
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com