Äku mempersembahkan semua penderitaan yang harus aku derita untuk Tuhan, Paus (Benediktus XVI), dan Gereja," kata dia saat itu.
Semasa hidup, imam yang mempromosikan statusnya sebagai orang kudus berujar, Carlo berhasil membawa keluarga dan orangtuanya untuk misa.
Hal itu dibenarkan oleh sang ibu. Antonia menuturkan karena rasa ingin tahu anaknya, dia selalu membaca Alkitab yang membuat imannya kembali tumbuh.
"Carlo menyelamatkan saya, karena pada dasarnya saya adalah orang yang kurang kuat imannya," jelas Antonia kepada media lokal Italia.
Antonia mengungkapkan dia kembali berkat Bapa Illo Carrai, Padre Pio dari Bologna. "Saya berharap bisa mendapat api penyucian," ujar dia.
Baca juga: Hari 4 Paus di Lapangan Santo Petrus Vatikan...
Pada 12 Oktober 2006 dalam usia 15 tahun, di mana dia dikebumikan di Assisi, sebuah kota di Region Umbria atas permintaannya sendiri.
Carlo mengaku merupakan penggemar Santo Fransiskus Assisi yang mendedikasikan hidupnya bagi orang miskin, selain karena kota itu adalah destinasi favoritnya.
Jalannya menjadi orang kudus dimulai ketika Paus Fransiskus menerima mukjizat yang terjadi pada seseorang karena Carlo.
Yakni seorang bocah 7 tahun asal Brasil yang sakit pankreasnya sembuh setelah menyentuh dengan salah satu relik Carlo, yakni kausnya.
Dibutuhkan setidaknya satu lagi keajaiban yang tercatat dan terverifikasi oleh Gereja sebelum Carlo Acutis menerima gelar Santo.
Baca juga: Paus: Tewas di Tangan Teroris, Pastor Hamel adalah Martir Menuju Gelar Santo
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan