Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Brutal, Unit Khusus Polisi Nigeria Akan Dibubarkan

Kompas.com - 12/10/2020, 08:25 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber CNN

LAGOS, KOMPAS.com - Unit polisi Nigeria yang dituduh melakukan kebrutalan akan dibubarkan, menyusul terjadinya demo nasional menuntut diakhirinya kekerasan polisi di negara itu.

Inspektur Jenderal Polisi Nigeria mengumumkan, Pasukan Anti-Perampokan Khusus yang dikenal sebagai SARS akan dibubarkan.

"IGP MA Adamu... hari ini, 11 Oktober 2020, membubarkan Pasukan Khusus Anti-Perampokan (SARS) di 36 Komando Polisi Negara Bagian dan Wilayah Ibu Kota Federal (FCT)," demikian pernyataan juru bicara kepolisian Frank Mba yang dikutip CNN, Minggu (11/10/2020).

Semua petugas SARS sedang ditarik kembali secepatnya, tambah Mba.

Baca juga: [Video] Kantor Polisi di Perancis Diserang dan Ditembaki dengan Kembang Api

Meski kabar itu disambut gembira oleh para pengunjuk rasa, mereka bersumpah untuk terus bersuara menuntut berakhirnya kebrutalan polisi dalam segala bentuk, serta meminta pertanggungjawaban polisi-polisi yang kasar.

Sebelum keputusan untuk membubarkan SARS diumumkan, satu orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka ketika polisi di Nigeria menembakkan peluru dan gas air mata kepada para remaja yang memprotes unit tersebut.

Korban tewas bernama Jimoh Isiaka dan kematiannya dikonfirmasi Gubernur Negara Bagian Oyo, Seyi Makinde.

Baca juga: Masih Ada Polisi Jerman yang Berpandangan Ultranasionalis, Meski Hanya 1 Persen

"Saya sangat sedih mendapat berita tewasnya salah satu anak kami, Jimoh Isiaka, yang ditembak saat unjuk rasa ENDSARS di Ogbomoso," ujar Makinde, Sabtu (10/10/2020).

"Dia meninggal di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Bowen, Ogbomoso..." tambahnya dalam pernyataan di Twitter.

Sementara itu lima orang lain yang luka-luka telah dilarikan ke rumah sakit, menurut keterangan gubernur.

Baca juga: Diduga Lehernya Dipatahkan Polisi Saat Ditahan, Pria Ini Meninggal

Para demonstran di ibu kota Nigeria, Abuja, juga melaporkan bahwa polisi menggunakan water cannon serta menembakkan peluru dalam menangani aksi unjuk rasa Minggu sore (11/10/2020).

Demo nasional ini adalah puncak dari kemarahan dan demo online selama berminggu-minggu oleh anak-anak muda Nigeria atas klaim penculikan, pembunuhan, pelecehan, dan pemerasan oleh SARS.

Tagar #EndSars menjadi tren di seluruh dunia sejak Jumat (9/10/2020), dan orang-orang Nigeria memakainya untuk berbagi video juga gambar polisi menggunakan water cannon serta gas air mata untuk membubarkan demonstran.

Seorang wanita yang berada di Abuja dalam demo Sabtu mengatakan kepada CNN, unjuk rasa berlangsung damai sampai polisi mulai menembaki demonstran.

Ndi Kato (31) menerangkan, "Tidak ada yang melempar atau berbuat salah. Tidak ada yang menyerang, tapi polisi terus mengancam kami."

Baca juga: Dapat Kritikan Warga, Polisi di New York Kini Wajib Pakai Masker

Protes solidaritas juga berlangsung di Inggris kemarin yang dipimpin aktor John Boyega, serta di Washington DC Amerika Serikat. Kedua negara memiliki populasi besar imigran Nigeria.

Amnesty International telah mendokumentasikan 82 kasus kebrutalan polisi di Nigeria pada 2017-2020.

Orang-orang yang ditahan SARS mengalami penyiksaan seperti digantung, ancaman eksekusi, dan kekerasan seksual, menurut keterangan Amnesty.

Baca juga: Buntut Kasus Pemerkosaan Gadis Dalit, 5 Polisi India Diskors

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com