Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Balasan Iran, Setelah Diancam Kasar Trump "Don't F... With Us"

Kompas.com - 11/10/2020, 20:56 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Newsweek

TEHERAN, KOMPAS.com - Seorang pejabat senior Iran memberikan tanggapan atas ancaman kasar "If you f*ck around with us" dari Presiden Donald Trump terhadap Republik Islam, yang telah ditekan Amerika Serikat dengan pembatasan ekonomi dan ancaman militer.

Dalam sebuah wawancara dengan pembawa acara radio konservatif Rush Limbaugh pada Jumat (9/10/2020), Trump melontarkan kata kasar itu kepada pemerintah Iran, seperti yang dilansir dari Newsweek pada Jumat (9/10/2020).

Trump menuduh mereka kelompok militan, menargetkan serangan terhadap kepentingan AS di Timur Tengah dan diam-diam mengejar senjata nuklir.

"Jika Anda macam-macam terhadap kami, jika Anda melakukan sesuatu yang buruk kepada kami, kami akan melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya kepada Anda," ancam Trump yang positif Covid-19, yang berdebat dengan Teheran.

Alireza Miryousefi, juru bicara misi permanen Iran untuk PBB, membalas tak lama kemudian, dan menepis kata-kata pemimpin AS itu sebagai kepentingan pemilihan presiden AS 2020.

Baca juga: Bahas Soal Nuklir, Trump Ancam Iran: Dont F*** With Us

"Upaya Trump untuk menampilkan dirinya sebagai orang yang tangguh tidak mengejutkan karena pemilihan Presiden di Amerika semakin dekat," kata Miryousefi kepada Newsweek.

Dia mengatakan Iran dan rakyatnya tidak akan mundur dalam menghadapi Trump, baik terhadap ancaman kasarnya, keputusan pelipatgandaan sanksi yang mencekik sektor keuangan Iran, maupun aksi militer, seperti pembunuhan komandan Pasukan Quds Qassem Soleimani pada Januari di Irak.

"AS sedang melancarkan perang ekonomi yang kejam dan ilegal, serupa dengan terorisme ekonomi, terhadap rakyat Iran," kata Miryousefi.

"AS juga secara pengecut membunuh jenderal Suleimani, seorang pahlawan dalam perang melawan Daesh dan teroris lainnya, sementara dia adalah tamu resmi pemerintah Irak dalam misi perdamaian," lanjutnya.

"Rakyat Iran telah terbukti tangguh dan tidak terintimidasi oleh retorika yang tidak pantas, tidak bertanggung jawab, dan kosong," tambahnya.

Miryousefi kemudian mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, "Jangan pernah mengancam orang Iran!"

Baca juga: China Dukung Iran di Perjanjian Nuklir, Serukan Forum Baru di Timur Tengah

Zarif mengucapkan kata-kata tersebut selama negosiasi alot pada 2015 yang menghasilkan Rencana Aksi Komprehensif Bersama, yang lebih dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran.

Perjanjian tersebut, yang disahkan oleh AS dan Iran, serta China, Perancis, Jerman, Rusia, dan Inggris, mencabut sanksi internasional terhadap Iran sebagai ganti negara Iran yang mengekang produksi nuklirnya.

Di bawah Trump, justru Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir pada Mei 2018. Sejak itu AS terus memberlakukan langkah-langkah yang dirancang untuk mengisolasi ekonomi Iran, merusak hubungan perdagangannya, dan membuat mata uangnya anjlok.

Sanksi terbaru dan luas melanda bank-bank besar Iran setelah apa yang AS sendiri anggap sebagai akhir dari kesepakatan Iran, sebagai hasil dari permintaan resmi ke PBB oleh pemerintahan Trump.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB Tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB Tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Tambah 2 Korban, Total Kematian akibat Suplemen Jepang Jadi 4 Orang

Tambah 2 Korban, Total Kematian akibat Suplemen Jepang Jadi 4 Orang

Global
Sapi Perah di AS Terdeteksi Idap Flu Burung

Sapi Perah di AS Terdeteksi Idap Flu Burung

Global
2 Jasad Korban Runtuhnya Jembatan Francis Scott Ditemukan

2 Jasad Korban Runtuhnya Jembatan Francis Scott Ditemukan

Global
Thailand Menuju Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis

Thailand Menuju Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis

Internasional
Anak Kecil Tewas Tersedot Pipa Selebar 30-40 Cm Tanpa Pengaman di Kolam Hotel

Anak Kecil Tewas Tersedot Pipa Selebar 30-40 Cm Tanpa Pengaman di Kolam Hotel

Global
Kebijakan Kontroversial Nayib Bukele Atasi Kejahatan di El Salvador

Kebijakan Kontroversial Nayib Bukele Atasi Kejahatan di El Salvador

Internasional
Rangkuman Hari Ke-763 Serangan Rusia ke Ukraina: 2 Agen Rusia Ditangkap | Ukraina-Rusia Saling Serang

Rangkuman Hari Ke-763 Serangan Rusia ke Ukraina: 2 Agen Rusia Ditangkap | Ukraina-Rusia Saling Serang

Global
Kepala Intelijen Rusia ke Korea Utara, Bahas Kerja Sama Keamanan

Kepala Intelijen Rusia ke Korea Utara, Bahas Kerja Sama Keamanan

Global
Pemimpin Hamas: Israel Keras Kepala dan Ingin Perang Terus Berlanjut

Pemimpin Hamas: Israel Keras Kepala dan Ingin Perang Terus Berlanjut

Global
[POPULER GLOBAL] AS Peringatkan Rusia soal Teror | Korban Jiwa di Gaza Terlalu Banyak

[POPULER GLOBAL] AS Peringatkan Rusia soal Teror | Korban Jiwa di Gaza Terlalu Banyak

Global
Rusia Ragu ISIS Serang Konser Moskwa: Pasti Ulah Ukraina Dibantu Barat

Rusia Ragu ISIS Serang Konser Moskwa: Pasti Ulah Ukraina Dibantu Barat

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com