Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Tahun Tertutup Es, Gunung Api Terganas di Islandia Siap Meletus Lagi

Kompas.com - 11/10/2020, 13:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Daily Mail

REYKJAVIK, KOMPAS.com - Sebuah gunung api di pedesaan Islandia diperkirakan dalam ancang-ancang untuk meletus, menurut para ahli.

Gunung api bernama Grimsvotn itu adalah yang paling aktif di sana, salah satu yang terganas dan hampir seluruh permukaannya tertutup es.

Grimsvotn terakhir kali meletus pada 2011 dan memuntahkan awan abu sejauh 20 kilometer (km) ke angkasa, yang menyebabkan 900 penerbangan harus dibatalkan.

Baca juga: Ini Cara Islandia Yakinkan Turis untuk Liburan ke Sana

Gunung berapi lainnya di Islandia yaitu Eyjafjallajokull yang meletus pada 2010 lebih parah, karena bencananya menyebar luas dan membuat sekitar 100.000 penerbangan batal.

Padahal, ukuran Eyjafjallajokull jauh lebih kecil dari Grimsvotn.

Para ilmuwan telah mencatat tanda-tanda peningkatan aktivitas gunung berapi di wilayah itu. Aktivitas seismik menunjukkan magma mulai menggumpal di bawah gunung berapi.

Dr Dave McGarvie pakar gunung berapi di Lancaster University menambahkan dalam sebuah artikel untuk The Conversation, bahwa "Peningkatan aktivitas thermal telah mencairkan lebih banyak es dan telah terjadi peningkatan aktivitas gempa belakangan ini."

Baca juga: Cerita Ramadhan Orang Indonesia di Islandia, Suasana Ramadhan Lebih Sepi tapi Ramai saat Lebaran

Semua tanda-tanda ini menunjukkan letusan yang akan segera terjadi, dan sinyal berikutnya yang diperhatikan para pakar adalah "rentetan gempa bumi hebat yang berlangsung beberapa jam".

Ini menunjukkan bahwa magma sedang bergerak ke atas dan siap meletus, lapor Daily Mail pada Sabtu (10/10/2020).

Icelandic Met Office (IMO) sudah menaikkan Kode Warna Penerbangan untuk gunung berapi, dari hijau ke kuning sebagai tindakan pencegahan.

Baca juga: Puasa di Islandia Saat Corona: Tidak Ada Ibadah di Masjid dan Buka Bersama Makanan Khas Nusantara

Ini menjadi bukti para pakar khawatir letusan akan terjadi dan bakal menghambat penerbangan udara.

Dalam sebuah pernyataan IMO mengatakan, "Beberapa data yang terkumpul sekarang menunjukkan gunung berapi Grimsvotn mencapai tingkat keaktifan."

Letusan besar Grimsvotn seperti pada 2011 terjadi sekitar sekali dalam 100 tahun, tapi dalam 10 tahun terakhir terjadi beberapa letusan yang lebih kecil, menurut Dr McGarvie.

"Jika polanya letusan besar Grimsvotn di masa lalu dengan lebih banyak letusan kecil terjadi berlanjut terus-menerus, maka letusan berikutnya seharusnya kecil (mengingat ada letusan besar pada 2011)," tambahnya dikutip dari Daily Mail.

Baca juga: Puasa Sampai 22 Jam, Tips Kuat Berpuasa dari WNI di Norwegia dan Islandia

Lapisan es yang menutupi permukaan Grimsvotn juga menandakan letusannya tidak akan separah gunung berapi lainnya.

Abu yang dikeluarkan letusan mengenai dinding es yang tebalnya bisa mencapai 260 meter.

Alih-alih menjadi butiran halus di udara, abunya akan jadi basah dan lengket lalu jatuh ke bawah dengan cepat.

"Oleh karena itu hujan abu hanya akan mencapai beberapa puluh kilometer dari lokasi letusan," lanjur Dr McGarvie.

"Ini adalah skenario yang bagus untuk Islandia dan perjalanan udara, karena mencegah pembentukan awan abu substansial yang bisa melayang di sekitarnya dan menutupi angkasa."

Baca juga: Kangen Takjil Tanah Air, WNI di Islandia Jualan Takjil untuk Buka Puasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Global
Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Global
Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Global
Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com