PYONGYANG, KOMPAS.com - Para tahanan Korea Utara diduga dipaksa meminum air sungai yang tercemar abu jenazah sesama narapidana mereka yang telah meninggal.
Realitas mengerikan dari kehidupan dalam gulag Kim Jong Un diungkapkan oleh para mantan tahanan yang selamat dari mimpi buruk, di mana di sana ia ditempatkan di kamp konsentrasi Chongori.
Menurut keterangannya yang dilansir dari Mirror pada Kamis (8/10/2020), warga Korea Utara dapat dijebloskan di kamp konsentrasi untuk tindakan yang sederhana, seperti menonton TV Korea Selatan atau mengikuti ajaran agama Kristen.
Informasi dari banyak orang bahwa hukuman mati di kamp konsentrasi Chongori dilaporkan memiliki tingkat kematian yang tinggi, karena "cedera, penyakit, atau penganiayaan fisik dan mental oleh petugas penjara".
Fasilitas kamp di sana digambarkan sangat tidak layak karena sangat lembab dan udaranya berbau busuk.
Seorang mantan narapidana mengungkapkan, "Setiap Senin, kami membakar mayat...ada tempat yang terlihat seperti rumah, dan kami menumpuk mayat di tangki bundar di dalamnya."
Baca juga: Korea Utara Diyakini Punya Rudal yang Bisa Jangkau New York
“Fasilitas itu sangat lembab oleh bau darah dan mayat yang membusuk atau terbakar," ujarnya.
“Setelah mayatnya dibakar, mereka menumpuk abu jenazah di samping tempat kremasi. Abunya digunakan sebagai kompos untuk pertanian," terangnya.
Lalu ia menjelaskan bahwa, “Saat hujan, abunya mengalir ke sungai, dan para tahanan meminum air sungai dan menggunakannya untuk mandi.”
Mereka juga mengingat bagaimana pada hari-hari hujan ketika kayu menjadi basah, mayat tidak juga terbakar. Pada suatu hari, mantan narapidana itu bahkan tersandung jari kaki tanpa tubuh.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan