Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Facebook Akan Hapus Akun-akun Pendukung Grup Teori Konspirasi QAnon

Kompas.com - 08/10/2020, 15:58 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Facebook mengumumkan pada Selasa (6/10/2020) bahwa mereka akan menghapus akun kelompok yang secara terbuka mendukung QAnon, sebuah grup teori konspirasi yang menyebarkan informasi sesat di seluruh Amerika Serikat dan negara lain.

"Mulai hari ini, kami akan menghapus semua Laman Facebook, Grup, dan akun Instagram yang mewakili QAnon, meskipun tidak berisikan konten kekerasan," kata Facebook dalam pernyataannya.

Ini berbeda dari kebijakan Facebook sebelumnya, yang mengatakan bahwa grup QAnon akan dihapus hanya jika mereka menampilkan konten kekerasan.

Baca juga: Covid-19 Dianggap sebagai Provokator Kebangkitan QAnon di Eropa

"Kami bertujuan untuk memerangi ini secara lebih efektif dengan pembaruan yang memperkuat dan memperluas penegakan kami terhadap gerakan teori konspirasi," kata Facebook.

Di bawah peraturan baru, Facebook akan melihat berbagai faktor untuk memastikan apakah grup tersebut harus dilarang.

Ini termasuk nama grup, biografinya, bagian "tentang", maupun konten yang diunggah di dalam grup atau oleh akun Instagram.

Facebook juga akan menonaktifkan akun pribadi para administrator grup ini.

Baca juga: Bintang Teori Konspirasi QAnon Tommy G Rupanya Perampok Bank

"Keputusan Facebook untuk melarang QAnon dari semua platform-nya sangat dibutuhkan, walau terlambat, langkah untuk membersihkan teori konspirasi berbahaya dari platform tersebut," kata Jonathan Greenblatt, CEO dari Anti-Defamation League.

"Kami berharap ini adalah upaya tulus untuk membersihkan kebencian dan antisemitisme dari platform mereka, dan bukan respons langsung terhadap tekanan dari anggota Kongres dan publik," tambahnya.

Pendukung QAnon melakukan unjuk rasa tentang teori konspirasi corona di dunia, salah satunya kota München (12/9/2020).DW INDONESIA Pendukung QAnon melakukan unjuk rasa tentang teori konspirasi corona di dunia, salah satunya kota München (12/9/2020).
Apa itu QAnon?

Gerakan QAnon yang lahir dan besar di internet, secara keliru mengklaim bahwa dunia dijalankan oleh elite pedofil internasional yang menjalankan jaringan perdagangan anak global.

Pendukung QAnon juga percaya bahwa lingkaran elite ini - yang mencakup selebriti dan tokoh politik sayap kiri - membentuk apa yang disebut deep state, suatu bentuk pemerintahan rahasia.

Mereka juga mengklaim bahwa tokoh-tokoh tersebut berupaya menggulingkan Presiden AS Donald Trump yang dipandang sebagai sosok penyelamat.

Baca juga: Pengikut QAnon Percaya Trump Perang Melawan Penguasa Rahasia Dunia

Gerakan ini juga tumpang tindih dengan beberapa mitos konspirasi lainnya dan mencampurkan klaimnya dengan teori lama tentang vaksin dan teknologi seluler 5G.

QAnon juga memasukkan kiasan supremasi kulit putih dan anti-Semit serta politik sayap kanan.

QAnon bermulai pada Oktober 2017, ketika seorang pengguna anonim bernama Q mulai menyebarkan teori yang tidak masuk akal di aplikasi pesan 4chan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com