Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beban Berat Mike Pence, Pilar Penopang Olengnya Pemerintahan Trump

Kompas.com - 08/10/2020, 14:37 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

SALT LAKE CITY, KOMPAS.com - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence memikul beban berat di pemilihan presiden (pilpres) tahun ini. Ia menjadi pilar penopang pemerintahan Donald Trump yang oleng agar tidak kandas.

Beban berat yang dipikul Pence bahkan sudah terlihat sebelum debat calon wakil presiden (cawapres) melawan Kamala Harris dimulai Rabu malam (7/10/2020) waktu setempat.

Sebagai orang yang selama ini berada di belakang sang presiden, Pence kini maju sebagai kandidat apabila Trump yang positif Covid-19 tak mampu melanjutkan pemerintahan, pun diharapkan menjadi penyelamat dari jajaran pemerintahan Trump yang sarat kontroversi.

Baca juga: Profil Kamala Harris, Wanita Blasteran India yang Jadi Sorotan di Debat Cawapres AS

"Taruhan dalam pemilihan tidak pernah setinggi ini. Pilihannya tidak pernah lebih jelas," kata Pence Senin (5/10/2020) saat menuju Salt Lake City lokasi debat cawapres AS dengan Senator California Kamala Harris. dikutip dari AFP Selasa (6/10/2020).

"Dan saya menantikan kesempatan kembali ke depan rakyat Amerika selama empat tahun lagi bersama Presiden Donald Trump."

Empat tahun lalu calon wakil presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton, Tim Kaine, mencemooh Pence sebagai "murid Trump" dalam debat mereka, tetapi performa Pence di acara itu justru lebih baik dari Kaine.

Baca juga: Debat Cawapres AS, Kamala Harris Olok-olok Trump Kegagalan Bersejarah

Pilar penting

Pence sangat penting bagi pemerintahan Trump, pilar stabilitas di Gedung Putih yang menjadi harapan baru bagi Partai Republik, ketika banyak orang meragukan Trump sang taipan real estate.

Pence adalah Gubernur Indiana pada 2016 ketika Trump menggandengnya sebagai cawapres. Dulu dia adalah pengacara dan mantan pembawa acara bincang-bincang radio, juga pernah bertugas di Kongres selama 12 tahun.

Pria berambut putih berusia 61 tahun ini seakan menjadi penyeimbang Trump. Di saat Presiden ke-45 AS tersebut bersikap keras, Pence adalah sosok yang kalem dan sopan.

Pence juga dikenal sebagai orang yang tidak neko-neko. Berbeda dengan Trump yang sudah tiga kali beristri dan punya banyak pacar, Pence tak pernah terlibat gosip dengan wanita-wanita yang bukan istrinya.

Baca juga: Debat Cawapres AS: Kucing-kucingan Mike Pence dan Kamala Harris dari Pertanyaan Moderator

Di balik layar

Usai memenangkan pilpres 2016 Pence membiarkan Trump menguasai seluruh panggung, dan sebaliknya dia yang bekerja diam-diam di balik layar, seperti menjadi penghubung dengan Kongres serta para politisi Republik, dan melaksanakan misi diplomatik.

Dalam kunjungan awal ke Eropa dan Asia misalnya, dia yang coba meyakinkan para sekutu agar tidak khawatir tentang retorika balistik presiden.

Pence juga termasuk pemain tim. Tidak pernah berkhianat jika berselisih paham dengan Trump atau mempromosikan dirinya sendiri. Kelakuan-kelakuan seperti itu yang membuat beberapa orang di kabinet Trump didepak.

Sikapnya tidak berubah usai ditunjuk sebagai bagian satuan tugas virus corona Gedung Putih.

Baca juga: Dalam Debat Cawapres AS, Mike Pence Tak Sepakat Perubahan Iklim adalah Ancaman

Akan tetapi motif Pence masih abu-abu. Apakah dia, seperti banyak wakil presiden lainnya, mengulur waktu agar dia sendiri bisa naik jadi orang nomor satu?

Atau, apakah dia mentolerir Trump seperti banyak Republikan lainnya, karena dalam posisinya dia dapat memajukan agenda sosial konservatif?

Awal tahun ini ada spekulasi Trump akan mengganti Pence dengan sosok yang mungkin bisa menggaet lebih banyak pendudukung di pilpres 2020, seperti mantan duta besar PBB Nikki Haley atau Menteri Luar Negeri Mike Pompeo.

Akan tetapi pada akhirnya pasangan presiden dan wapres itu tetap bersama, dengan Trump memuji orang nomor 2 di "Negeri Paman Sam" tersebut "sekokoh batu" pada Agustus.

Baca juga: Debat Cawapres AS, Kamala Harris: Tidak Ada Keadilan untuk Breonna Taylor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com