Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Cawapres AS: "Kucing-kucingan" Mike Pence dan Kamala Harris dari Pertanyaan Moderator

Kompas.com - 08/10/2020, 11:48 WIB
Ericssen,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

SALT LAKE CITY, KOMPAS.com – Debat calon wakil presiden (cawapres) Amerika Serikat (AS) berjalan jauh lebih tenang dan terkontrol dibanding debat pertama calon presiden (capres) yang kacau dan penuh interupsi.

Berlangsung di kampus Universitas Utah di Salt Lake City Rabu malam (7/10/2020) waktu setempat, kedua cawapres, petahana Mike Pence dan penantangnya Senator California Kamala Harris menggunakan momen debat untuk menguraikan lebih jauh program kampanye mereka.

Saling hindari jawab pertanyaan

Satu hal yang mengemuka dan terlihat jelas adalah kedua cawapres berkali-kali "kucing-kucingan" menghindari menjawab langsung pertanyaan yang disampaikan oleh moderator Susan Page.

Pence dan Harris kerap tidak memberikan jawaban dan mengganti topik pertanyaan.
Misal mengenai pandemi Covid-19. Pence tidak menjawab tegas ketika ditanya apakah bijak bagi Gedung Putih untuk menggelar acara pengumuman calon Hakim Agung Amy Coney Barrett.

Acara di Rose Garden itu diduga sebagai sumber awal penyebaran virus corona di klaster Gedung Putih, yang menjangkiti Presiden Donald Trump, ibu negara Melania Trump, staf Gedung Putih, dan sejumlah senator.

“Ada banyak spekulasi mengenai acara itu. Yang pasti banyak hadirin telah dites. Acara berlangsung di tempat terbuka seperti yang telah direkomendasikan oleh ahli-ahli kesehatan.” kata Mike Pence.

Sementara itu Harris tidak memberi jawaban langsung ketika ditanya apakah pemerintahannya bersama Joe Biden akan menerapkan lockdown terbaru dan kewajiban memakai masker jika mereka terpilih.

Kedua cawapres lalu berpindah topik ketika ditanya mengenai fungsi dan peran wakil presiden.

Moderator Page meminta kedua cawapres menjawab apakah ada pembicaraan spesifik penyerahan tanggung jawab pemerintahan, jika capres yang mereka dampingi tiba-tiba tidak dapat menjalankan tugas kepresidenan.

Pertanyaan ini muncul karena usia Trump dan Biden yang sudah kepala tujuh masing-masing 74 tahun dan 77 tahun.

Pence justru menggunakan waktunya untuk menyerang Harris, yang menolak menggunakan vaksin Covid-19 pemerintahan Trump jika belum direstui oleh ahli medis.

Sementara itu Harris menceritakan bagaimana Biden menghubunginya untuk menawarkan tiket cawapres kepadanya.

Ketika ditanya mengenai transisi kekuasaan secara damai jika kalah pilpres, Pence menolak menjawab langsung apakah Trump akan menerima hasil pilpres.

“Jika pemilu berjalan bebas dan adil, saya percaya dari hati saya yang paling dalam Presiden Trump akan kembali terpilih,” tutur wapres berusia 61 tahun itu.

Wapres dari Indiana itu juga tidak memberikan jawaban tegas ya atau tidak ketika moderator menanyakan pertanyaan, seperti apakah pemanasan global adalah ancaman nyata yang berbahaya bagi bumi.

Hal sama juga dilakukan Harris. Senator berusia 55 tahun itu memilih menjelaskan mengenai sejarah Mahkamah Agung AS ketika ditanya apakah dia mendukung menambah jumlah hakim Agung yang saat ini berjumlah 9.

Tidak ada serangan pribadi seperti yang terjadi antara debat Trump dan Biden. Momen paling panas adalah ketika Harris beberapa kali mengingatkan Pence untuk tidak menginterupsinya ketika dia sedang berbicara.

Debat cawapres ini dianalisis tidak akan mengubah drastis peta persaingan pilpres di mana Trump saat ini tertinggal jauh dari Biden, 25 hari menjelang pemungutan suara pada 3 November mendatang.

Rataan survei nasional oleh FiveThirtyEight menunjukan Biden memimpin perkasa hampir dua digit dengan selisih 9,5 poin. 

Debat berikutnya yaitu debat kedua capres antara Trump dan Biden dijadwalkan Kamis pekan depan 15 Oktober di Miami, Florida. Kepastian debat belum dikonfirmasi karena kondisi kesehatan Trump yang masih menjalani pemulihan dari infeksi Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com