BISHKEK, KOMPAS.com - Presiden Kirgistan Sooronbai Jeenbekov menerangkan, dia masih memegang kendali di negara itu dan sudah memerintahkan aparat agar tidak melepaskan tembakan kepada demonstan.
Situasi saat ini masih kacau dan simpang siur, setelah aksi massa yang pecah jadi kerusuhan melanda kota-kota besar.
Ribuan orang menggelar protes Senin (5/10/2020) setelah dua partai mapan, salah satunya dekat dengan Presiden Sooronbai Jeenbekov, menurut hasil sementara menyapu kemenangan besar pada pemilu parlemen Minggu (4/10/2020).
Baca juga: Sempat Umumkan Pensiun, Mahathir akan Kembali Maju pada Pemilu Berikutnya
Para pengunjuk rasa menuntut hasil pemilu harus dibatalkan. Media lokal melaporkan Selasa (6/10/2020), Komisi Pemilu menyatakan akan mempertimbangkan permintaan mereka.
Kantor berita Rusia RIA mengutip juru bicara Presiden Sooronbai Jeenbekov yang mengatakan bahwa dia juga tidak menutup kemungkinan untuk membatalkan hasil pemilu yang jadi sengketa.
Polisi dilaporkan berusaha membubarkan protes di ibu kota Bishkek Senin malam. Tetapi pengunjuk rasa kembali ke alun-alun di pusat kota beberapa jam kemudian dan menerobos masuk ke gedung pemerintahan, kata situs web lokal.
Bangunan yang dikenal publik sebagai sebagai Gedung Putih sempat terbakar pada Selasa pagi, tetapi kobaran api segera dipadamkan.
Para pengunjuk rasa kemudian masuk ke markas besar Keamanan Nasional dan membebaskan mantan presiden Almazbek Atambayev, yang dijatuhi hukuman penjara lima tahun atas tuduhan korupsi setelah berselisih dengan penggantinya, Sooronbai Jeenbekov.
Baca juga: 13 Fakta Sejarah Pemilu AS di Masa Kolonial yang Sangat Berbeda
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.