Namun, ia harus dipenjara pada tahun 1998 atas tuduhan korupsi dan sodomi yang diduga merupakan rekayasa.
"Anwar belum menunjukkan atau menyebut nama siapa saja yang mendukungnya. Mungkin ia sengaja tidak mengungkapkannya sampai bertemu dengan Sultan," kata Ibrahim Suffian.
Baca juga: Tanggapi Anwar Ibrahim, Muhyiddin: Saya Masih PM Malaysia yang Sah
"Ini adalah waktu menunggu dan melihat apakah benar Anwar Ibrahim memiliki dukungan mayoritas yang katanya sudah didapatkan."
Muhyiddin mengatakan ia masih merupakan Perdana Menteri yang berkuasa, sampai ada bukti sebaliknya.
Hasil pemilihan lokal di negara bagian Sabah di Pulau Kalimantan, di mana partai-partai yang mendukung Muhyiddin menempati posisi teratas, memperkuat keraguan akan pernyataan Anwar Ibrahim.
Malaysia yang memiliki populasi penduduk sebanyak 32 juta orang, sudah menerapkan lockdown ketat di awal pandemi.
Karenanya negara yang sempat menjadi episentrum di Asia Tenggara tersebut berhasil menekan penyebaran Covid-19.
Kasus positif yang tercatat resmi sejauh ini adalah 13 ribu, dengan 137 kematian.
Baca juga: Roller Coaster Politik Anwar Ibrahim: Bangkit, Jatuh, dan Bangkit Lagi
Ini terjadi bahkan di saat Malaysia sempat tidak memiliki menteri kesehatan beberapa saat ketika pemerintahan Mahathir Mohamad digantikan oleh Muhyiddin bulan Februari lalu.
"Ada dua masalah yang berbeda, politik sehari-hari di satu sisi, dan pandemi di sisi lain," kata Sin Yee Koh, dosen senior di Monash University, Malaysia.
"Situasi pandemi bisa ditangani menggunakan metode ilmiah, seperti tes, pelacakan, pembatasan perjalanan, perawatan kesehatan, komunikasi yang konsisten, dan yang lainnya," katanya.
Komunikasi konsisten yang dimaksudkan adalah penekanan berulang-ulang akan protokol keamanan dan kebersihan pribadi, serta prosedur pelaksanaan standar.
"Dan sejauh ini usaha ini cukup terkoordinasi dengan baik," katanya.
Baca juga: Anwar Ibrahim Mengaku Kantongi Suara Mayoritas, Ini Respons Mahathir Mohamad
Namun, pemilihan lokal di Sabah kelihatannya telah menyebabkan peningkatan kasus virus corona.
Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah, memperingatkan "awal dari gelombang penularan baru".
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.