Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbeda Pandangan dengan Iran, Tak Boleh Jadi Hambatan Perdagangan

Kompas.com - 06/10/2020, 13:32 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Rilis

JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia turut mengupayakan pengembangan kerja sama ekonomi yang lebih komprehensif dengan Iran

Sejumlah hal yang terukur perlu dilakukan dalam rangka memenuhi target-target yang telah direncanakan.

Kekhawatiran adanya perbedaan pandangan dalam hal beragama yang menyebabkan pelarangan produk tertentu tidak boleh dilihat sebagai hambatan bagi masuknya produk-produk Indonesia ke Iran.

Identifikasi yang tepat atas produk-produk unggulan Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan pasar di Iran diperlukan untuk dapat meminimalisasi hambatan tersebut.

Hal itu mengemuka dalam sebuah acara bertajuk Forum Debriefing II yang digelar secara virtual oleh Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri RI yang bekerja sama dengan Fakultas Komunikasi dan Diplomasi Universitas Pertamina.

Baca juga: KBRI Roma Ingatkan Pembatasan Kunjungan ke Indonesia, Termasuk Bali

Forum tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara Debriefing Report para Duta Besar Luar Biasa dan Berpengaruh Penuh (LBBP) RI dengan masa penugasan 2016 hingga 2020.

Forum tersebut menghadirkan Duta Besar RI untuk Irak periode 2016 hingga 2020 Bambang Antarikso dan Duta Besar RI untuk Republik Iran merangkap Turkmenistan periode 2016 hingga 2020 Octavino Alimudin.

Acara dibuka secara bersama-sama oleh Kepala Pusat P2K2 Aspasaf BPPK Dyah Lestari Asmarani dan Rektor Universitas Pertamina Profesor Akhmaloka sebagaimana rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (6/10/2020).

Forum tersebut dipandu oleh Diplomat Ahli Madya, P3K Multilateral BPPK Joevi Roedyati serta Dosen Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pertamina Iqbal Ramadhan selaku pembahas.

Sebanyak 167 peserta yang terdiri dari jajaran civitas akademika Universitas Pertamina dan berbagai universitas lain, perwakilan media, serta berbagai satuan kerja terkait dari Kementerian Luar Negeri hadir dalam kegiatan tersebut.

Baca juga: Hadiah HUT Ke-75 RI, KBRI London Luncurkan Podcast Diaspora di Inggris

Sejumlah duta besar lain turut hadir dalam kegiatan tersebut seperti Duta Besar RI Kuwait, Duta Besar RI Spanyol, dan Duta Besar RI Iran.

Dalam kerangka kerja sama Indonesia dengan Irak, terdapat sejumlah tantangan riil di lapangan yang perlu terus diwaspadai khususnya terkait isu keamanan.

Meskipun demikian, aspek ekonomi harus terus digali untuk mempenetrasi pasar non-tradisional. Mindset pelaku bisnis di Indonesia terhadap Irak juga perlu diubah.

Untuk itu, Kedutaan Besar RI (KBRI) Baghdad selama ini terus berupaya menggalakkan kerja sama perdagangan dengan Irak dan meningkatkan volume perdagangan.

Baca juga: KBRI Roma Bantu Pulangkan Tiga ABK WNI Kapal Nelayan di Port Milazzo Italia

Dalam hal ini, BUMN dan pengusaha swasta Indonesia perlu diikutsertakan untuk memanfaatkan potensi pasar yang besar di Irak, khususnya dalam kerangka kerja sama energi.

Oleh karenanya, kesinambungan kebijakan di level domestik Indonesia menjadi penting agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Rilis
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ukraina Akan Panggil Warganya di Luar Negeri

Ukraina Akan Panggil Warganya di Luar Negeri

Global
Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Global
7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

Global
Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com