DILI, KOMPAS.com - Kerumunan pemuda Timor Leste yang berdiri di depan Kedutaan Besar Portugal di Dili menjadi pemandangan yang tidak asing lagi dalam beberapa tahun terakhir.
Mereka berharap mendapatkan paspor Portugal dengan harapan melihat masa depan yang lebih baik di Eropa.
Mereka begitu ingin meninggalkan negara tersebut dengan alasan minimnya lapangan pekerjaan sebagaimana dilansir dari The Interpreter, Jumat (2/10/2020).
Menurut analisis dari Sensus Penduduk dan Perumahan Timor-Leste terbaru, pemuda yang berusia antara 15 hingga 24 tahun merupakan 20 persen dari total populasi pada 2015.
Ironisnya, laporan dari Sensus Analisis Angkatan Kerja menunjukkan bahwa tingkat pengangguran kelompok pemuda pada 2015 mencapai 12,3 persen, jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 4,8 persen.
Baca juga: TNI Gagalkan Penyelundupan 200 Kilogram Kayu Cendana dari Timor Leste
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi pula risiko menganggur.
Persentase pengangguran pada kaum muda yang tidak berpendidikan atau nonformal adalah di bawah 10 persen.
Sementara pemuda yang tamat sekolah menengah, persentase penganggurannya adalah 18 persen.
Ironisnya, persentase penganggutan pemuda yang lulus perguruan tinggi adalah 20 persen.
Sementara itu, Sensus Laporan Analisis Pendidikan melaporkan bahwa pemuda yang tidak bekerja dan tidak berpendidikan atau tidak memiliki pelatihan persentasenya adalah 27,7 persen.
Baca juga: Agustus 2020, Timor Leste Masih Dominasi Kunjungan Wisman ke Indonesia
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan