NEW YORK CITY, KOMPAS.COM – Petugas kepolisian yang mengabaikan instruksi memakai masker dari Negara Bagian New York, Amerika Serikat (AS), akan menghadapi "tindakan disipliner".
Demikian menurut memo yang dikirim ke seluruh petugas Departemen Kepolisian New York City (NYPD) sebelum akhir pekan lalu.
Dilansir dari Xinhua, Senin (5/10/2020), memo tersebut mencantumkan bahwa semua anggota NYPD wajib memakai masker setiap saat ketika bertugas di tempat umum atau pun berada di fasilitas NYPD dan ketika penerapan physical distancing tidak memungkinkan.
"Kegagalan untuk mematuhi pedoman yang tercantum di atas, atau tanda-tanda terkait lainnya, akan mengakibatkan tindakan disipliner," menurut memo tersebut.
Baca juga: Buntut Kasus Pemerkosaan Gadis Dalit, 5 Polisi India Diskors
Memo juga berbunyi bahwa supervisor akan memantau kepatuhan petugas. Satu-satunya kesempatan saat petugas tidak perlu memakai masker adalah ketika sedang makan atau minum.
Memo tersebut bukan dikirim dari Komisaris Polisi Dermot Shea, tetapi dari Divisi Personalia dan Sumber Daya Manusia NYPD.
Peringatan keras tersebut dipandang secara luas berasal dari tekanan publik dan anggota parlemen, serta otoritas kota yang selama berbulan-bulan meremehkan masalah tersebut.
Sebelum memo dikirim, Senator Negara Bagian New York Brad Hoylman dan Gubernur New York Andrew Cuomo telah menegur pihak kepolisian karena memberi contoh buruk terkait kepatuhan terhadap instruksi pemakaian masker.
Baca juga: Pembunuh 20 Orang di India Suap Polisi Rp 10 Miliar agar Dibebaskan
Sementara itu, publik sudah berbulan-bulan mengeluhkan tentang polisi yang tidak mematuhi perintah Gubernur New York yang mewajibkan pemakaian masker saat physical distancing tidak memungkinkan.
Bahkan ada proyek NYPD Mask Watch yang menggunakan ilmu data dan tim fotografer untuk mencari dan mendata petugas yang tidak memakai masker, terlepas dari pedoman Departemen Kesehatan New York City, dalam sejumlah aksi unjuk rasa dan acara lainnya belum lama ini.
Menurut Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Johns Hopkins University, korban meninggal akibat virus corona di AS hingga Minggu (4/10/2020) sore waktu setempat tercatat hampir mencapai 210.000 orang.
New York menjadi salah satu negara bagian yang terkena dampak pandemi terparah di AS.
Baca juga: Polisi Setubuhi Selingkuhan di Jam Kerja, Tepergok gara-gara GPS Mobil
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.