Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilpres AS 2020: Siapa Capres Idaman China, Iran, dan Rusia?

Kompas.com - 01/10/2020, 21:58 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Setelah KTT tahun 2018 dengan Vladimir Putin, dia ditanya apakah dirinya lebih memercayai komunitas intelijen AS atau presiden Rusia tentang tuduhan campur tangan Rusia.

Trump mengatakan: "Presiden Putin mengatakan pelakunya bukan Rusia. Saya tak melihat alasan mengapa harus Rusia." Ia kemudian membuat klarifikasi bahwa ia salah berbicara.

Baca juga: Komentari Debat Capres AS, Biden: Trump Aib Nasional

China

Apa yang dikatakan oleh intelijen? Sosok-sosok penting di pemerintahan Trump berpendapat bahwa sebenarnya China, bukan Rusia, yang menjadi ancaman utama tahun ini.

"Saya sudah melihat data intelijen. Itulah yang saya simpulkan," kata Jaksa Agung William Barr. Politikus Demokrat Adam Schiff, yang mengetuai Komite Intelijen DPR, menuduh Barr "sepenuhnya berbohong".

Dalam penilaiannya, Evanina mengatakan intelijen AS meyakini "China lebih senang jika Presiden Trump - yang dianggap oleh Beijing sebagai sosok yang tak dapat ditebak - tidak menang lagi dalam pemilihan".

"China memperluas pengaruhnya untuk membentuk lingkungan kebijakan di Amerika Serikat, menekan sosok-sosok di panggung politik yang dipandang menentang kepentingan China, dan menyerang balik kritik terhadap China," katanya.

Penggunakan kata "pengaruh" patut dicatat. Meskipun China mempunyai cara canggih mempengaruhi opini, tidak jelas seberapa jauh China siap melangkah.

"China akan tetap menimbang risiko dan keuntungan dari tindakan agresif," jelas Kepala Pusat Keamanan dan Kontraintelijen Nasional (NCSC) William Evanina.

Tujuannya mungkin lebih diarahkan untuk mempromosikan pandangan China kepada dunia.

Facebook baru-baru ini menutup jaringan akun yang berkaitan dengan China, sebagian besar kontennya mendukung negara China, seperti kepentingan negara itu di Laut China Selatan yang disengketakan.

Baca juga: Pencarian Google Cara Pindah ke Kanada Warnai Debat Perdana Pilpres AS

China membantah tegas tudingan campur tangan dalam urusan dalam negeri negara-negara lain, dengan mengatakan "tak tertarik atau tak bersedia melakukannya".

Apa yang dikatakan kedua capres? Bulan ini, Presiden Trump dengan rasa setuju me-retweet tulisan di situs Breitbart yang condong ke Trump. Judul artikel itu adalah "China tampaknya 'condong ke Joe Biden' dalam pemilihan presiden".

"Tentu mereka menginginkan Biden. Saya sudah mengambil miliaran dollar dari China dan memberikannya kepada petani kita dan Departemen Keuangan. China akan menguasai AS jika Biden & Hunter masuk!" Tulis Trump, merujuk pada putra Joe Biden, Hunter.

Hubungan antara China dan Amerika Serikat berada di titik rendah, yang diwarnai berbagai sengketa mulai dari virus corona hingga penerapan undang-undang keamanan kontroversial di Hong Kong oleh China.

Joe Biden berusaha menangkis tuduhan-tuduhan dari Presiden Trump bahwa ia bersikap lunak terhadap China, berjanji untuk "bersikap tegas" terhadap hak asasi manusia dan masalah-masalah lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com