Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Irak Mengecam Ancaman Penarikan Kedutaan AS yang "Berbahaya"

Kompas.com - 01/10/2020, 14:15 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

BAGHDAD, KOMPAS.com - Menteri luar negeri Irak Fuad Hussein mengatakan bahwa negaranya berharap Amerika Serikat (AS) akan mempertimbangkan kembali keputusannya untuk menutup kedutaannya di Baghdad.

Fuad Hussein berbicara pada konferensi pers selama pekan yang memanas, yang dipicu oleh peringatan AS bahwa pihaknya mengambil langkah-langkah untuk menutup kedutaan besarnya di Baghdad.

“Kami berharap pemerintah AS akan mempertimbangkan kembali keputusan itu (menutup misi diplomatik)...karena keputusan tersebut salah, diambil pada waktu dan tempat yang salah,” kata Hussein seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Rabu (30/9/2020). 

Dia mengatakan itu juga akan mengirim pesan kepada kelompok-kelompok bersenjata yang terus-menerus menyerang di wilayahnya, bahwa mereka menyangka telah efektif dalam mencapai tujuan politik mereka.

AS mengatakan kedutaan akan ditutup, kecuali pemerintah Irak mengambil tindakan untuk menghentikan serangan roket dan alat peledak improvisasi yang sering dilakukan oleh kelompok-kelompok yang didukung Iran tersebut, termasuk elemen bersenjata pengecoh terhadap kehadiran Amerika di negara itu.

Baca juga: Warga Irak Khawatir Negaranya jadi Medan Tempur Ketika AS Ancam Tutup Kedutaannya

Hussein menyebut ancaman penutupan kedutaan AS "berbahaya" karena "ada kemungkinan bahwa penarikan Amerika dari Baghdad akan menyebabkan penarikan (kedutaan) lainnya".

Serangan roket dan mortir menargetkan Zona Hijau, pusat pemerintahan Irak dan rumah bagi banyak kedutaan asing, termasuk kedutaan AS.

Serangan ini juga menargetkan bandara internasional Baghdad, dan tembakan roket baru-baru ini yang ditujukan ke bandara menghantam sebuah rumah pemukiman yang menewaskan 7 warga sipil Irak, semua wanita dan anak-anak.

Antara Oktober 2019 dan Juli tahun ini di Irak, sekitar 40 serangan roket telah menargetkan kedutaan atau pangkalan AS yang menampung pasukan Amerika.

"Beberapa orang di Washington membuat kesejajaran dengan Benghazi, tetapi ini adalah analisis yang salah, sama seperti ini adalah keputusan yang salah," kata Hussein, mengacu pada kota kedua Libya.

Empat orang Amerika, termasuk duta besar untuk Libya, tewas di Benghazi pada 2012 ketika penyerang bersenjata di antara kerumunan pengunjuk rasa menyerbu konsulat AS.

Baca juga: AS Pangkas 2.200 Pasukan Militer di Irak pada Bulan Ini

Tidak dalam waktu dekat

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyampaikan peringatan penutupan kedutaan kepada Presiden Irak Barham Salih dan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi dalam panggilan telepon terpisah pekan lalu.

Seorang pejabat AS mengatakan peringatan itu bukan ultimatum dalam waktu dekat.

Namun, beberapa pejabat Irak tampaknya mendapatkan kesan bahwa langkah tersebut mungkin bertepatan dengan berakhirnya pembebasan sanksi Iran terbaru dalam waktu 2 bulan.

Dalam konferensi pers, Hussein mengatakan Irak mengakui iklim domestik di AS menjelang pemilihan presiden November, yang mungkin memicu peringatan penutupan kedutaan.

Baca juga: Trump Bakal Segera Umumkan Penarikan Pasukan AS dari Irak dan Afghanistan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com