Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengangguran di Australia: 6.000 Orang Melamar Jadi Pencuci Piring

Kompas.com - 28/09/2020, 14:47 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Aidan Draper adalah seorang warga di Kota Sydney yang baru pindah ke Australia pada bulan Maret lalu. Ia telah melamar berbagai jenis pekerjaan, termasuk untuk menjadi pencuci piring di restoran.

Pria berusia 21 tahun tersebut mulai kehabisan uang tabungannya namun tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan tunjangan uang dari Pemerintah di tengah pandemi Covid-19.

Pekan lalu ia melamar pekerjaan sebagai pencuci piring lewat sebuah situs pencari kerja.

Baca juga: Indonesia Resesi, Kadin: Pengangguran Akan Bertambah 5 Juta Orang

Dari email notifikasi yang ia dapatkan setelah mengajukan lamaran kerja itu, Aidan diberitahu jika ada 6.190 orang lainnya yang melamar posisi tersebut.

Ia juga pernah melamar pekerjaan lainnya dengan banyaknya peminat, seperti yang tercantum dari email yang ia dapatkan:

  • Pekerjaan menyusun dan memilah barang-barang di pabrik kosmetik: 695 pelamar
  • Pekerjaan bersih-bersih atau 'cleaners': 894 pelamar
  • Pekerjaan di kantor pos: 1.320 pelamar
  • Mengangkat barang di perusahaan percetakan: 4.085 pelamar
  • Pekerjaan menyusun dan memilah di pabrik peralatan berat: 1.479 pelamar

"Karena saya sudah melamar banyak pekerjaan dan sering ditolak, saya hanya bisa tertawa melihat banyaknya yang melamar pekerjaan cuci piring," kata Aidan.

Seberapa banyak lapangan pekerjaan yang tersedia di Australia saat ini?

Baca juga: Resesi, Jumlah Pengangguran dan Angka Kemiskinan Bakal Meningkat

Dari data pengangguran Biro Statistik Australia (ABS) menunjukkan tingkat pengangguran di bulan Agustus sebenarnya sudah turun menjadi 6,8 persen dari 7,5 persen sebelumnya. Tapi tentu saja angka ini masih cukup tinggi.

Mulai hari Senin ini (28/9/2020), warga di Australia yang berhak mendapatkan tunjangan uang dari pemerintah setidaknya harus mencari delapan pekerjaan per bulan agar tetap bisa mendapat bantuan tersebut.

Pakar ekonomi dan tenaga kerja dari Grattan Institute di Melbourne, Matt Cowgill, mengatakan pengangguran di Australia masih akan tinggi hingga beberapa tahun ke depan.

"Secara umum kita belum melihat puncak dari tingkat pengangguran, jadi kondisinya akan memburuk," ujarnya.

Sejumlah pakar ekonomi juga memperkirakan puncak pengangguran di Australia akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan, jika tidak ada lagi wabah baru Covid-19 dan jika perekonomian bisa pulih pada 2021.

Baca juga: Tekan Angka Pengangguran, Kemenperin Gelar Pelatihan Virtual Serentak

45 ribu lowongan di pedalaman

Sementara itu di beberapa kawasan pedalaman dan pedesaan Australia, mengisi lowongan pekerjaan selalu menjadi masalah, terlepas sebelum atau saat pandemi Covid-19.

"Ini selalu menjadi masalah di luar kota-kota besar … [untuk] mendatangkan orang bekerja di bidang yang sebenarnya cukup bagus," ujar Dr Kim Houghton, Kepala Ekonom dari Regional Australia Institute (RAI).

Dengan menggunakan data dari Pemerintah Australia, RAI melacak lowongan pekerjaan yang diunggah lewat internet.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Sejarah Kelam Serangan Israel di Iran | Aksi Pria Perancis Lawan Penikam di Sydney

[POPULER GLOBAL] Sejarah Kelam Serangan Israel di Iran | Aksi Pria Perancis Lawan Penikam di Sydney

Global
Menlu China Wang Yi Akan ke Indonesia Pekan Ini

Menlu China Wang Yi Akan ke Indonesia Pekan Ini

Global
Ukraina Kehabisan Rudal untuk Lindungi Pembangkit Listrik Utama

Ukraina Kehabisan Rudal untuk Lindungi Pembangkit Listrik Utama

Global
Bom-bom Israel Seberat 453 Kg Ditemukan di Sekolah-sekolah Gaza

Bom-bom Israel Seberat 453 Kg Ditemukan di Sekolah-sekolah Gaza

Global
Israel Lancarkan Serangan Diplomatik ke Iran, Minta 32 Negara Jatuhkan Sanksi

Israel Lancarkan Serangan Diplomatik ke Iran, Minta 32 Negara Jatuhkan Sanksi

Global
Terumbu Karang Dunia Alami Pemutihan Massal, Ada Apa?

Terumbu Karang Dunia Alami Pemutihan Massal, Ada Apa?

Global
Lawrence Wong Akan Jadi PM Baru Singapura pada 15 Mei 2024

Lawrence Wong Akan Jadi PM Baru Singapura pada 15 Mei 2024

Global
NASA Ungkap Asal-usul Benda Luar Angkasa yang Tembus Atap Rumah Warga AS

NASA Ungkap Asal-usul Benda Luar Angkasa yang Tembus Atap Rumah Warga AS

Global
Restoran Italia Tawarkan Sebotol Anggur Gratis pada Pelanggan yang Tak Main Ponsel

Restoran Italia Tawarkan Sebotol Anggur Gratis pada Pelanggan yang Tak Main Ponsel

Global
Perjalanan Hubungan Israel dan Iran, dari Sekutu Jadi Musuh

Perjalanan Hubungan Israel dan Iran, dari Sekutu Jadi Musuh

Internasional
Rangkuman Hari Ke-782 Serangan Rusia ke Ukraina: PLTN Hampir Terjadi Insiden | Biden Ajukan Permohonan Bantuan

Rangkuman Hari Ke-782 Serangan Rusia ke Ukraina: PLTN Hampir Terjadi Insiden | Biden Ajukan Permohonan Bantuan

Global
Surat Kabar Lebanon Perkenalkan Presiden AI demi Pecah Kebuntuan Politik

Surat Kabar Lebanon Perkenalkan Presiden AI demi Pecah Kebuntuan Politik

Global
Badan Nuklir PBB: Sikap Sembrono Rusia-Ukraina di PLTN Zaporizhzhia Bahayakan Dunia

Badan Nuklir PBB: Sikap Sembrono Rusia-Ukraina di PLTN Zaporizhzhia Bahayakan Dunia

Global
Pria Perancis yang Melawan Pelaku Penikaman Massal Sydney Dijanjikan Visa Australia

Pria Perancis yang Melawan Pelaku Penikaman Massal Sydney Dijanjikan Visa Australia

Global
PBB: Iran Tutup Fasilitas Nuklir Usai Serang Israel

PBB: Iran Tutup Fasilitas Nuklir Usai Serang Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com