Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengaku sebagai Algojo ISIS, Pria Ini Ternyata Berbohong

Kompas.com - 27/09/2020, 11:21 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

OTTAWA, KOMPAS.com - Seorang pria Kanada yang mengaku sebagai algojo ISIS, disebut ditangkap dan dianggap berbohong soal aktivitasnya sebagai teroris.

Shehroze Chaudhry kepada publik mendiskusikan "pengalamannya" bersentuhan dengan kelompok teroris itu, di mana dia terlibat dalam eksekusi.

Berdasarkan laporan media Kanada CBC, pria berusia 25 tahun itu mengungkapkan bagaimana perannya bersama ISIS empat tahun lalu.

Baca juga: Inggris Kirim Bukti 2 Anggota ISIS Berjuluk The Beatles, ke AS

Chaudhry, yang berasal dari Burlington, Ontario, dilaporkan menggambarkan dirinya sebagai mantan anggota ISIS yang hidup bebas di "Negeri Mapple".

Kepada CBC, dia mengaku pertama kali bergabung dengan Daesh (akronim ISIS dalam bahasa Arab) sebagai polisi agama di kota Manbij, Suriah.

Dia mengklaim sudah melakukan dua eksekusi, dan semakin populer setelah tampil dalam podcast The New York Times' Caliphate.

Dengan detil, pria yang mempunyai nama alias Abu Huzaifa al-Kanadi itu menjabarkan setiap momen mengerikan selama dia "bergabung".

Di antaranya adalah ketika dia menggambarkan membunuh korbannya dari titik buta mereka, atau mengeksekusi dengan cara menyalib.

Dia juga menuturkan momen seperti mencambuk korban di depan umum, melakukan pemenggalan, dan mengklaim menderita mimpi buruk karenanya.

Baca juga: Kanal Telegram Milik ISIS Disebut Dibanjiri Gambar Porno

Wawancara Chaudhry kemudian memunculkan kemarahan dari kalangan oposisi, yang mempertanyakan pemerintah apakah sudah melindungi warga dari Chaudhry.

Tetapi seperti dilansir Sky News dan Daily Mirror Sabtu (26/9/2020), Royal Canadian Mounted Police (RCMP) menyatakan mereka menahan Abu Huzaifa.

RCMP menerangkan setelah mereka menggelar penyelidikan, diketahui Chaudhry atau Abu Huzaifa al-Kanadi itu sudah berbohong terkait aktivitasnya.

Penegak hukum menjabarkan karena ulah Chaudhry yang tampil di media lokal hingga podcast milik The Times, publik mengalami ketakutan.

Kepala Toronto INSET Pengawas Christopher deGale menjelaskan, hoaks yang terus-menerus diucapkan bisa membangkitkan ketakutan di masyarakat.

Baca juga: ISIS Bajak Akun Penggemar Justin Bieber dan Sebarkan Propaganda

"Hal itu bisa berujung kepada ilusi bahwa terdapat ancaman di antara warga kira, meski otoritas menyimpulkan sebaliknya," paparnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com