Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/09/2020, 18:01 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Aljazeera

BEIRUT, KOMPAS.com - Perdana Menteri Lebanon yang baru ditunjuk bulan lalu mengundurkan diri di tengah kebuntuan formasi pemerintahan.

Melansir Aljazeera, Perdana Menteri Lebanon baru, Mustapha Adib mengumumkan kemunduran dirinya setelah upayanya membentuk kabinet non-partisan bermasalah, khususnya tentang siapa yang akan menjalankan Kementerian Keuangan.

Dalam siaran televisi pada Sabtu (26/9/2020), Adib mengatakan dia mengundurkan diri dari "tugas membentuk pemerintahan" menyusul pertemuannya dengan Presiden Michel Aoun.

Adib yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Duta Besar Lebanon untuk Berlin, dipilih menjadi PM pada 31 Agustus lalu.

Baca juga: Resmi, Mustapha Adib Jadi Perdana Menteri Lebanon yang Baru

Dia ditunjuk untuk membentuk kabinet setelah pemerintahan sebelumnya yang dipimpin Hassan Diab mengundurkan diri pasca ledakan masif di Pelabuhan Beirut, pada Selasa 4 Agustus 2020 dan menewaskan kurang lebih 200 orang.

Namun, formasi pemerintahan barunya mengalami kemacetan atas permintaan 2 partai Syiah yang dominan, partai Hezbollah yang didukung Iran dan Amal-merujuk pada Menteri-menteri Syiah di kabinet.

Para pemimpin Syiah takut akan disisihkan oleh Adib yang seorang Muslim Sunni dan berusaha mengguncang penunjukan kementerian, beberapa di antaranya telah dikendalikan oleh faksi yang sama selama bertahun-tahun ungkap seorang politisi.

Upaya untuk membentuk pemerintah Lebanon gagal meskipun Perancis menekan para pemimpin sektarian untuk bersatu menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak perang saudara 1975-1990.

Baca juga: Presiden Perancis Emmanuel Macron Kunjungi Sosok Pemersatu Lebanon Usai Penetapan PM Mustapha Adib

Koresponden Aljazeera mengatakan bahwa "partai politik yang berbeda (telah) berjanji kepada Presiden Perancis Emmanuel Macron bahwa pemerintah akan ada pada pertengahan September".

"Partai-partai Syiah, Hezbollah dan Amal telah sangat gigih dan bersikeras bahwa mereka menginginkan posisi Kementerian Keuangan. Mereka mengungkapkan bahwa bidang itu milik sekte mereka," ungkap laporan koresponden tersebut.

Sementara Adib sendiri dilaporkan telah mencoba "membentuk para pakar di bidang pemerintahannya untuk mengurus krisis ekonomi dan keuangan yang mengikis negara tersebut".

Namun sayangnya, Adib menghadapi hambatan besar dalam sistem pemerintahan berbasis sektarian di Lebanon.

Baca juga: Ledakan Beirut, Siapa yang Seharusnya Bertanggung Jawab?

Saat ini, karena krisis utang yang memuncak, bank-bank di Lebanon lumpuh dan mata uangnya terjun bebas.

Pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional tentang paket bantuan keuangan bahkan terhenti tahun ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Aljazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Rusia Tingkatkan Serangan ke Avdiivka Ukraina, Tembakkan 1.000 Peluru

Rusia Tingkatkan Serangan ke Avdiivka Ukraina, Tembakkan 1.000 Peluru

Global
Pemerintah Filipina dan Pemberontak Komunis Sepakat Lakukan Perundingan Damai

Pemerintah Filipina dan Pemberontak Komunis Sepakat Lakukan Perundingan Damai

Global
Politisi Hezbollah Berharap Gencatan Senjata Israel-Hamas Berlanjut

Politisi Hezbollah Berharap Gencatan Senjata Israel-Hamas Berlanjut

Global
Pasukan Israel Bunuh 2 Anak Palestina di Tepi Barat

Pasukan Israel Bunuh 2 Anak Palestina di Tepi Barat

Global
Charlie Munger, Mitra Bisnis Terlama Warren Buffett, Meninggal di Usia 99 Tahun

Charlie Munger, Mitra Bisnis Terlama Warren Buffett, Meninggal di Usia 99 Tahun

Global
Meski Bantuan Berkurang, Ukraina Tegaskan Tak Akan Mundur Lawan Rusia

Meski Bantuan Berkurang, Ukraina Tegaskan Tak Akan Mundur Lawan Rusia

Global
Turkiye Akan Restui Swedia Gabung NATO dalam Beberapa Minggu

Turkiye Akan Restui Swedia Gabung NATO dalam Beberapa Minggu

Global
Ukraina Jatuhkan 21 Drone Rusia dan Rudal dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 21 Drone Rusia dan Rudal dalam Semalam

Global
Sejarah Wilayah Tepi Barat dalam Konflik Israel-Palestina

Sejarah Wilayah Tepi Barat dalam Konflik Israel-Palestina

Internasional
Istri Kepala Mata-mata Militer Ukraina Diracun, Ada Konspirasi Internal?

Istri Kepala Mata-mata Militer Ukraina Diracun, Ada Konspirasi Internal?

Global
Thailand Akan Jadi Negara Pertama di Asia Tenggara yang Legalkan Pernikahan Sesama Jenis

Thailand Akan Jadi Negara Pertama di Asia Tenggara yang Legalkan Pernikahan Sesama Jenis

Global
Jumlah Warga Palestina yang Dibebaskan dan Ditahan Israel Saat Gencatan Senjata Hampir Sama Banyaknya

Jumlah Warga Palestina yang Dibebaskan dan Ditahan Israel Saat Gencatan Senjata Hampir Sama Banyaknya

Global
Raja Malaysia Minum Cendol bareng Pangeran Monako di Warung Pinggir Jalan

Raja Malaysia Minum Cendol bareng Pangeran Monako di Warung Pinggir Jalan

Global
Polisi Australia Tewaskan Lansia 95 Tahun dengan Pistol Kejut Listrik

Polisi Australia Tewaskan Lansia 95 Tahun dengan Pistol Kejut Listrik

Global
Rangkuman Hari Ke-643 Serangan Rusia ke Ukraina: Istri Kepala Intelijen Ukraina Diracun | Rusia Tembaki Seredyna-Buda

Rangkuman Hari Ke-643 Serangan Rusia ke Ukraina: Istri Kepala Intelijen Ukraina Diracun | Rusia Tembaki Seredyna-Buda

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com