KOMPAS.com - Berita terpopuler dari kanal global pada hari ini bervariasi mulai tentang penemuan uang ratusan miliar di rumah gembong narkoba oleh keponakannya, kemudian tentang Kim Jong Un yang meminta maaf soal pejabat Korea Selatan yang ditembak dan dibakar, hingga tentang drama politik Malaysia.
Seperti apa kelanjutan berita tersebut? Simak selengkapnya hanya di Populer Global berikut ini.
Seorang keponakan gembong narkoba terkenal, Pablo Escobar, mengatakan bahwa dia menemukan sebuah kantong plastik dengan uang senilai 18 juta dollar AS (sekitar Rp 268 miliar).
Melansir BBC, kantong plastik berisi uang itu ditemukan tersembunyi di dinding salah satu rumah pamannya itu.
Nicolás Escobar mengatakan kepada media Kolombia dan menunjukkan di mana dapat "mencari" uang di apartemen tempat dia tinggal di Kota Medellín.
Dia mengatakan, itu bukan pertama kalinya dia menemukan uang di tempat-tempat di mana pamannya dulu menghindari penangkapan karena Escobar dilaporkan menyembunyikan jutaan properti.
Baca selengkapnya di sini.
Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, menyampaikan permintaan maafnya kepada Korea Selatan atas insiden penembakan warga Korsel di perbatasan.
Melansir Indian Express, kepada Korsel, Kim menyatakan bahwa insiden itu "seharusnya tidak terjadi" dan bahwa dia "menyesal karena telah mengecewakan".
Insiden awal pekan ini adalah pembunuhan pertama dalam sekitar satu dekade, dan Seoul menuntut Pyongyang untuk menunjukkan penyesalan atas perilakunya.
Kim Jong Un meminta maaf atas penembakan fatal seorang warga Korea Selatan oleh personel militer Korea Utara di utara perbatasan, sebuah isyarat yang dapat membantu meredakan sumber ketegangan baru antara kedua negara itu.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Kim Jong Un Minta Maaf soal Pejabat Korsel yang Ditembak dan Dibakar
Indonesia, Brasil, dan Turki akan menjadi negara penerima vaksin corona asal China jika sudah benar-benar lolos uji klinis fase ketiga.
Ketika negara tersebut juga merupakan tempat digelarnya uji klinis fase ketiga dari kandidat vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech tersebut.
Dilansir dari Sputnik News via Bernama, Jumat (25/9/2020), CEO SinoVac Biotech Yin Weidong mengatakan, pihaknya telah memulai uji klinis fase ketiga di tiga negara tersebut.