Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Paus Pilot Mati Masal di Perairan Selatan Australia

Kompas.com - 23/09/2020, 16:49 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

HOBART, KOMPAS.com - Sedikitnya ada 380 paus pilot telah mati karena terdampar secara masal di perairan selatan Australia, yang dilaporkan oleh para pejabat pada Rabu (23/9/2020), bahwa tim penyelamat hanya berhasil menyelamatkan beberapa lusin.

Hampir 460 ekor paus pilot bersirip panjang yang terjebak di Pelabuhan Macquarie, di pantai barat Tasmania yang berbatu dan jarang penduduknya, kini telah musnah.

"Kami mendapatkan penghitungan yang lebih akurat dan kami dapat memastikan bahwa 380 paus telah mati," kata manajer Taman dan Satwa Liar Tasmania, Nic Deka yang dilansir dari AFP pada Rabu (23/9/2020).

Deka mengatakan ada sekitar 30 ekor hiu pilot yang masih hidup, ditambah 50 ekor yang telah diselamatkan oleh tim penyelamat, yang mana upaya penyelamatannya diungkapkannya sangat melelahkan secara emosional.

Mamalia raksasa yang terdampar pertama ditemukan pada Senin (21/9/2020), yang kemudian memicu upaya besar untuk membebaskan mereka dari gundukan pasir yang hanya dapat dilakukan dengan perahu.

Baca juga: 270 Paus Pilot Terdampar di Australia, Terbanyak dalam 10 Tahun Terakhir

Peristiwa ratusan paus menepi di perairan ini adalah fenomena terdampar massal terbesar yang pernah tercatat di Tasmania, sebuah negara pulau di lepas pantai selatan daratan Australia, dan kemungkinan terbesar dalam sejarah negara itu.

Tim penyelamat yang terdiri dari 60 konservasionis, relawan terampil, dan pekerja budidaya ikan setempat memusatkan upaya pada sekelompok paus yang sebagian terdampar dalam air dangkal.

Para penyelamat telah menghabiskan 2 hari mengarungi perairan dangkal yang dingin untuk membebaskan makhluk yang masih hidup, menggunakan perahu yang dilengkapi tali khusus untuk memandu mereka kembali ke laut terbuka.

Para tim penyelamat saat ini masih berlomba untuk membebaskan sebanyak mungkin dari 30 paus hidup yang tersisa.

"Mereka fokus pada pekerjaan penyelamatan. Beberapa dari mereka (paus) terendam air dingin hingga dada, jadi kru mencoba untuk merotasi," kata Deka.

Baca juga: Ketika Penjualan Daging Paus di Norwegia Melonjak Selama Covid-19

"Ini sangat menguras tenaga secara fisik. Ini juga menguras emosi."

Paus-paus tersebut ditemukan terdampar hingga jarak 10 kilometer, dan para pejabat sekarang telah memperluas area pencarian mereka untuk melihat apakah lebih banyak mamalia terjebak di dekatnya.

Beberapa paus yang diselamatkan pada Selasa kembali terdampar semalaman, sejalan dengan prediksi para ahli perilaku paus, tetapi Deka tetap optimis tentang proyeksi bahwa para paus pilot yang selamat tidak akan kembali.

"Kabar baiknya adalah mayoritas paus yang diselamatkan masih berada di perairan dalam dan berenang," katanya kepada wartawan di kota terdekat Strahan.

"Mereka belum terlantar. Jadi, kami lebih sukses daripada tidak," ucapnya.

Baca juga: Sempat Tersesat di Sungai Penuh Buaya, Paus Bungkuk Ini Pulang

Penyebab paus terdampar massal masih belum diketahui, bahkan bagi para ilmuwan yang telah mempelajari fenomena tersebut selama beberapa dekade.

Namun, beberapa peneliti telah memperkirakan paus pilot yang sangat ramah itu mungkin keluar jalur setelah makan di dekat garis pantai atau dengan mengikuti 1 atau 2 paus yang tersesat.

Ahli biologi kelautan departemen lingkungan Tasmania, Kris Carlyon, mengatakan itu adalah "peristiwa alam" dengan terdamparnya spesies, yang terjadi secara teratur sepanjang sejarah di Australia selatan dan Selandia Baru yang berdekatan.

"Kami turun tangan dan merespons dalam situasi ini, tetapi sejauh dapat mencegah hal ini terjadi di masa mendatang, hanya sedikit yang dapat kami lakukan," katanya.

Carlyon mengatakan masalah kesejahteraan hewan adalah alasan utama pihak berwenang dan konservasionis campur tangan saat terdampar secara massal, bersama dengan harapan publik, untuk mempelajari lebih lanjut tentang suatu spesies.

Baca juga: Tiga Ekor Paus Tersesat Masuk ke Sungai yang Penuh Buaya di Australia

Ini akan menjadi pengalaman yang "sangat menegangkan" bagi paus pilot yang dibebaskan, katanya, tetapi kejadian di masa lalu menunjukkan bahwa mereka cenderung berkembang biak di alam liar.

"Kami telah menunjukkan dengan cukup meyakinkan bahwa hewan akan berkumpul kembali, mereka akan membentuk kembali ikatan sosial tersebut, dan mereka setidaknya dalam jangka pendek hingga menengah selama mereka dilacak, menunjukkan perilaku normal dan alami," kata Carlyon.

Para pejabat sekarang akan mengalihkan perhatian mereka ke pembuangan bangkai paus pilot, dengan penilai yang tiba di lokasi pada Rabu (23/9/2020) untuk membuat rencana pembersihan.

"Seiring berjalannya waktu (paus pilot) menjadi lebih lelah, sehingga peluang mereka untuk bertahan hidup berkurang," kata Deka.

"Tapi, kami akan terus bekerja selama ada hewan hidup (terdampar) di lokasi," ucap Carlyon.

Baca juga: Kontak dengan Penderita Virus Corona, Kondisi Paus Fransiskus Dipantau

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com