Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peretas Anonim Bocorkan 1.000 Identitas Polisi Belarus sebagai Balasan Kekerasan

Kompas.com - 20/09/2020, 17:09 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

MINSK, KOMPAS.com - Peretas anonim membocorkan data pribadi 1.000 petugas polisi Belarus sebagai pembalasan atas tindakan keras terhadap para pengunjuk rasa di jalanan, yang menentang Presiden Alexander Lukashenko.

Melansir Reuters pada Minggu (20/9/2020), pembocoran identitas itu terjadi ketika pengunjuk rasa bersiap melakukan agenda demonstrasi lainnya pada Minggu.

"Saat penangkapan berlanjut, kami akan terus menerbitkan (membocorkan) data (pribadi) dalam skala besar," kata sebuah pernyataan yang didistribusikan oleh saluran berita oposisi Nexta Live di aplikasi perpesanan Telegram.

Baca juga: Setelah November Parlemen Eropa Tidak Akui Alexander Lukashenko Sebagai Presiden Belarus

“Tidak ada yang akan tetap anonim bahkan di bawah balaclava,” lanjut pernyataan itu.

Pemerintah di bawah komando veteran presiden yang menjabat sejak 1994 itu, mengatakan akan mencari dan menghukum mereka yang bertanggung jawab atas kebocoran data pribadi para petugas polisi, yang didistribusikan secara luas di saluran Telegram pada Sabtu malam waktu setempat (19/9/2020).

“Kekuatan, sarana, dan teknologi yang digunakan oleh badan-badan urusan dalam negeri memungkinkan untuk mengidentifikasi dan menuntut sebagian besar dari mereka yang bersalah membocorkan data pribadi di Internet,” kata Olga Chemodanova, juru bicara Kementerian Dalam Negeri.

Baca juga: Presiden Putin Suntikan Dana Dukungan Rp 22,3 triliun untuk Presiden Lukashenko

Loyalitas pasukan keamanan sangat penting untuk kemampuan Lukashenko mempertahankan kekuasaan setelah pemilihan presiden bulan lalu, yang hasilnya menuai banyak protes.

Pemilihan presiden Belarus pada bulan lalu, diklaim Lukashenko merupakan kemenangan telak, tetapi tim lawan mengatakan telah dicurangi untuk melancarkan masa jabatan keenam mantan bos pertanian kolektif Soviet itu.

Pasukan keamanan telah menahan ribuan orang dari gelombang protes dan pemogokan.

Baca juga: Presiden Lukashenko: Jika Belarus Tumbang, Rusia Selanjutnya

Mereka para pasukan keamanan utusan Lukashenko berpenampilan menutupi wajah dengan masker dan balaclavas atau helm anti huru hara.

Beberapa pengunjuk rasa secara fisik merobek masker beberapa petugas.

Pemerintah mengatakan 390 wanita ditahan karena ambil bagian dalam protes pada Sabtu terhadap Lukashenko. Sebagian besar telah dibebaskan.

Baca juga: Minggu Kelima Demo Anti-rezim Lukashenko, Massa Bawa Bendera Lama Belarus

Tindakan keras Lukashenko terhadap pengunjuk rasa telah mendorong Uni Eropa untuk mempertimbangkan sanksi baru terhadap pemerintahnya.

Minsk bereaksi dengan marah pada Sabtu atas laporan, bahwa Sviatlana Tsikhanouskaya, kandidat oposisi terkemuka dalam pemilihan bulan lalu, dapat segera bertemu dengan menteri luar negeri Uni Eropa.

Juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova juga mengkritik Uni Eropa karena mengundang Tsikhanouskaya ke pertemuan menteri serta mempertimbangkan sanksi terhadap Minsk, dengan mengatakan Brussel berusaha untuk "mengguncang perahu" di Belarus.

Baca juga: Demo Belarus Makin Besar, Puluhan Ribu Orang Desak Presiden Lukashenko Mundur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Global
Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com