MINSK, KOMPAS.com - Polisi anti huru hara menahan ratusan wanita yang berpartisipasi dalam unjuk rasa di ibu kota Belarusia, Minsk, menuntut diakhirinya pemerintahan Presiden Alexander Lukashenko.
Melansir The Guardian, Minggu, (20/9/2020) sekitar 2.000 wanita turun ke jalan dan bergabung dalam "Sparkly March", mengenakan aksesoris mengkilap dan membawa bendera merah-putih gerakan protes.
Para demonstran meneriakkan slogan-slogan seperti "Keluar, Anda (Lukashenko) dan polisi anti huru hara Anda!" dan "Kami yakin kami bisa menang!"
Salah satu plakat bertuliskan, "Protes kami berwajah perempuan", referensi ke judul buku populer karya pemenang Hadiah Nobel Belarusia Svetlana Alexievich, yang mendukung perjuangan oposisi.
Baca juga: Presiden Belarus Hari Ini Temui Putin untuk Minta Dukungan Amankan Kekuasaan
Polisi memblokir para demonstran wanita itu dan mulai menyeret mereka ke dalam mobil polisi ketika mereka berdiri dengan tangan saling bergandengan. Polisi dengan cepat menahan beberapa ratus wanita, menurut koresponden AFP di lokasi.
Demonstrasi itu merupakan yang terakhir dari serangkaian unjuk rasa sejak pemilihan presiden 9 Agustus lalu.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis sebelum unjuk rasa para wanita itu, oposisi pemerintah yang melarikan diri untuk berlindung ke Lithuania, Tikhanovskaya memuji "keberanian para wanita Belarus."
"Mereka berunjuk rasa meski terus-menerus diancam dan berada di bawah tekanan," ujar Tikhanovskaya.
Baca juga: Terus Didesak Mundur, Presiden Belarus Akan ke Rusia Minta Bantuan Putin
Kelompok hak asasi Viasna mempublikasikan nama-nama 328 wanita yang ditahan secara online, sementara Juru bicara polisi Olga Chemodanova mengatakan kepada AFP bahwa jumlah yang ditahan akan diumumkan pada hari ini.
Di antara mereka yang ditahan pada hari Sabtu kemarin adalah Nina Baginskaya, seorang aktivis berusia 73 tahun yang telah menjadi salah satu tokoh paling terkenal dari gerakan protes. Polisi membebaskannya di luar kantor polisi tidak lama kemudian.
?? "??????? ?????" ? ?????? ???????? ??????????. ? ????? ??????????? ????????? ? 73-?????? ?????????? ???? ?????????: https://t.co/wzEfDg5w7s pic.twitter.com/lvgrn1OXrr
— ??? ??????? (@rianru) September 19, 2020
Polisi menahan begitu banyak pengunjuk rasa sehingga mereka kehabisan ruang di dalam van, dan membebaskan sekitar 10 wanita.
Ambulans juga dipanggil setelah beberapa wanita dilaporkan sakit selama penahanan.
Baca juga: Presiden Lukashenko: Jika Belarus Tumbang, Rusia Selanjutnya
Dalam 41 hari terakhir, aksi penindasan aparat pemerintah Belarus terhadap warga sipil terus meningkat.
Puluhan ribu warga Belarus turun ke jalan menggencarkan aksi protes atas kecurangan pemilu presiden Aleksander Lukashenko dan aksi kekerasan yang dilakukan aparat.
Menurut laporan Human Rights Watch (HRW) organisasi internasional yang memantau hak-hak asasi manusia secara global, sebanyak 17 negara dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) menggagas penyelidikan pakar yang independen terhadap penyiksaan dan penindasan di Belarus pada Kamis kemarin (17/9/2020).
Baca juga: Mereka Dipaksa Berlutut dan Setengah Telanjang, Kisah Kebrutalan Aparat di Belarus
Tindakan represi dimulai sejak malam pemilihan presiden Belarus pada 9 Agustus lalu. Beberapa hari pertama setelah pemungutan suara, polisi anti huru-hara menangkap hampir 7.000 pemrotes dan memukuli serta melakukan tindakan penyiksaan lainnya terhadap ratusan orang.
Pihak berwenang menangkap dan mendeportasi puluhan jurnalis. Selain penyiksaan, aparat juga melakukan kekerasan seksual dan mengancam akan memecat para pemrotes yang ditahan dari pekerjaan mereka karena telah melakukan demonstrasi.
Penangkapan sempat menurun namun beberapa hari terakhir terus meningkat lagi. Aparat menahan ratusan orang di seluruh negeri itu termasuk pelajar, aktivis HAM terkemuka, menangkapi mereka dari rumah, tempat kerja dan menuduh mereka telah berpartisipasi dalam protes.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.