Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/09/2020, 07:31 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber History

 

KOMPAS.com - Perkembangan peradaban manusia seiring dengan penyakit menular. Sejumlah besar orang tinggal berdekatan satu sama lain, dengan hewan, seringkali dengan sanitasi dan nutrisi yang buruk, semua itu membuat perkembang biakan subur bagi penyakit.

Dan kini, rute perdagangan luar negeri yang luas, mudah dan cepat mampu menjadi sarana bagi penyebaran infeksi virus Covid-19 yang begitu cepat dan masif, menciptakan pandemi global.

Dengan Covid-19 yang tidak diketahui kapan akan berakhir, orang-orang mungkin hanya bisa bercermin dari wabah-wabah yang pernah terjadi sebelumnya.

Melansir History, berikut ini akhir cerita dari 5 wabah terburuk yang pernah ada dalam sejarah peradaban manusia:

Baca juga: Studi Corona Terbaru Jerman Ungkap Bagaimana Wabah Menyebar

1. Wabah Justinian

Ada tiga dari pandemi paling mematikan dalam sejarah yang tercatat disebabkan oleh satu bakteri, Yersinia pestis, sebuah infeksi fatal.

Wabah Justinian muncul di Konstantinopel (saat ini Turki), ibu kota Kekaisaran Bizantium, pada 541 M. 

Wabah itu "terbawa" ke Laut Mediterania dari Mesir, tanah yang baru ditaklukkan, sebagai penghormatan kepada Kaisar Justinian dalam bentuk biji-bijian. Kutu yang terserang wabah menumpang pada tikus hitam yang memakan biji-bijian.

Wabah tersebut menghancurkan Konstantinopel dan menyebar seperti api di Eropa, Asia, Afrika Utara, dan Arab yang menewaskan sekitar 30 hingga 50 juta orang, mungkin setengah dari populasi dunia.

“Orang tidak benar-benar memahami bagaimana melawannya selain mencoba menghindari orang sakit,” kata Thomas Mockaitis, seorang profesor sejarah di Universitas DePaul.

“Mengenai bagaimana wabah itu berakhir, tebakan terbaik adalah bahwa mayoritas orang yang berada dalam pandemi [entah bagaimana] bisa bertahan hidup, dan mereka yang selamat memiliki kekebalan.”

Baca juga: Melacak Sejarah Masker dari Abad Ke-6 SM hingga Wabah Black Death

2. Black Death, penemuan 'karantina'

The Black Death, yang melanda Eropa pada 1347, telah merenggut 200 juta nyawa yang menakjubkan hanya dalam empat tahun.

Tentang bagaimana cara menghentikan penyakit dari wabah ini, orang masih belum memiliki pemahaman ilmiah tentang penularannya, ujar Mockaitis, tetapi mereka tahu bahwa itu ada hubungannya dengan jarak fisik yang dekat.

Itulah mengapa para pejabat yang berpikiran maju di kota pelabuhan Ragusa yang dikendalikan Venesia memutuskan untuk mengarantina para pelaut yang baru tiba sampai mereka dapat membuktikan bahwa mereka tidak sakit.

Pada awalnya, para pelaut ditahan di kapal mereka selama 30 hari, yang dalam hukum Venesia dikenal sebagai trentino.

Seiring berjalannya waktu, Venesia meningkatkan karantina paksa menjadi 40 hari atau karantino, asal kata karantina dan dimulainya praktik itu di dunia Barat.

Halaman:
Sumber History
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com